digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pewarna bromo acid diantaranya Red 21 merupakan salah satu bahan yang mulai menarik banyak perhatian dalam formulasi color-changing cosmetics. Titik kritis dalam pengembangan produk color-changing cosmetics menggunakan pewarna bromo acid adalah pemilihan minyak sebagai pembawa utamanya. Pada penelitian sebelumnya, metode screening pembawa minyak telah dikembangkan melalui pendekatan penentuan korelasi antara polaritas relatif pembawa minyak dengan kelarutan Red 21. Hasil korelasi keduanya tergolong sedang dan dinilai cukup dapat memprediksi kelarutan pewarna Red 21 dalam pembawa minyak. Selain dapat melarutkan pewarna bromo acid, pembawa minyak juga harus dapat memberikan campuran dengan intensitas warna yang rendah serta berubah warna ketika suasana dan pH diubah. Untuk itu, pada penelitian ini dilakukan pengembangan metode screening pembawa minyak dalam memberikan performa color-changing pada kosmetik melalui pendekatan parameter kelarutan dan analisa spektrum serapannya. Metode screening dilakukan dengan uji kelarutan Red 21 pada konsentrasi 0,02%, screening spektrum serapan Red 21 dalam pembawa minyak serta interaksinya, dan uji perubahan warna Red 21. Hasil uji dikategorikan menjadi empat kategori, yaitu larut dan interaksi (LI), larut dan tidak interaksi (LTI), tidak larut dan interaksi (TLI), dan tidak larut dan tidak interaksi (TLTI). Golongan LI memberikan hasil larutan yang jernih dan warna yang tidak intens, sementara golongan LTI memberikan warna yang intens. Minyak yang tergolong LI dan LTI dapat memberikan perubahan warna pada fasa air menandakan adanya peran penting kelarutan terhadap perubahan warna. Rekomendasi pembawa minyak untuk formulasi color-changing cosmetics berbasis pewarna bromo acid ialah golongan LI dan LTI karena dapat melarutkan bahan pewarna dan menghasilkan campuran yang transparan serta memberikan perubahan warna ketika kontak dengan pH kulit.