digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

MUHAMMAD NOVAN AGANDRA ROIS
PUBLIC Latifa Noor

MUHAMMAD NOVAN AGANDRA ROIS
PUBLIC Latifa Noor

MUHAMMAD NOVAN AGANDRA ROIS
EMBARGO  2027-08-06 

MUHAMMAD NOVAN AGANDRA ROIS
EMBARGO  2027-08-06 

MUHAMMAD NOVAN AGANDRA ROIS
EMBARGO  2027-08-06 

MUHAMMAD NOVAN AGANDRA ROIS
EMBARGO  2027-08-06 

MUHAMMAD NOVAN AGANDRA ROIS
EMBARGO  2027-08-06 

MUHAMMAD NOVAN AGANDRA ROIS
EMBARGO  2027-08-06 

Upaya untuk mengatasi pemanasan global adalah mengurangi jumlah karbon dioksida yang terkandung di dalam atmosfer. Salah satu caranya adalah menangkap karbon dioksida dari udara dan mengubahnya menjadi bikarbonat (HCO3 ?) yang terlarut di dalam air. Dalam sel darah merah manusia, mekanisme pelarutan karbon dioksida berlangsung dari kerjasama kompleks aquaporin-1 (AQP1), pita 3 (P3), dan karbonat anhidrase II (CAII). Model yang meniru mekanisme sel darah merah untuk menangkap karbon dioksida belum dilaporkan. Dengan itu, biomatriks sebagai model penangkap karbon dioksida yang terdiri dari AQP1, P3, dan CAII dapat dijadikan strategi untuk melarutkan CO2. Langkah dasar untuk membangun biomatriks tersebut adalah dengan mengisolasi AQP1 dan P3 dari sel darah merah manusia. Sel darah merah manusia dipisahkan dari stok darah manusia dan dikarakterisasi melalui SEM, dipecahkan dengan bufer lisis, dan dibersihkan dengan bufer KI 1 M. AQP1 dan P3 diisolasi dari membran sel darah merah yang bebas dari spektrin-ankirin. Pada keadaan fisiologis, sel darah merah berdiameter panjang 8,53 ?m dan lebar 5,75 ?m dengan bentuk cakram bikonkaf yang distabilkan oleh sitoskeleton spektrin-ankirin. AQP1 dan P3 diidentifikasi dengan ukuran 28 dan 100 kDa pada membran sel darah merah. Pencucian dengan KI melemahkan interaksi spektrin-ankirin dengan AQP1 dan P3 yang ditandai berkurangnya spektrin (246 kDa) dan ankirin-1 (206 kDa) pada membran. Isolat AQP1 dan P3 diperoleh melalui kromatografi penukar anion yang ditunjukkan oleh puncak pada rentang konsentrasi NaCl 0,1 – 0,4 M. AQP1 dan P3 tampak sebagai pita tipis pada fraksi isolat sehingga berjumlah rendah. Validasi lebih lanjut diperlukan untuk memastikan keberadaan AQP1 dan P3 dalam isolat. Untuk selanjutnya, isolat AQP1 dan pita 3 direkonstruksi dengan penambahan CAII membentuk biomatriks. Aktivitas pelarutan karbon dioksida akan diuji melalui perubahan pH yang dibandingkan dengan liposom sebagai kontrol. Dengan itu, aktivitas biomatriks dapat menunjukkan laju penangkapan dan pelarutan karbon dioksida yang mampu mengurangi kadar karbon dioksida di atmosfer.