digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

INDRI RUASTI SAFIRA
PUBLIC Latifa Noor

INDRI RUASTI SAFIRA
EMBARGO  2027-07-19 

INDRI RUASTI SAFIRA
EMBARGO  2027-07-19 

INDRI RUASTI SAFIRA
EMBARGO  2027-07-19 

INDRI RUASTI SAFIRA
EMBARGO  2027-07-19 

INDRI RUASTI SAFIRA
EMBARGO  2027-07-19 

INDRI RUASTI SAFIRA
EMBARGO  2027-07-19 

INDRI RUASTI SAFIRA
PUBLIC Latifa Noor

Bahan bakar fosil merupakan salah satu sumber bahan bakar yang tidak terbarukan dengan ketersediaan yang semakin berkurang. Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif bahan bakar yang lain, yaitu biomassa. Indonesia merupakan negara penghasil minyak sawit tertinggi di dunia, yaitu sekitar 60 juta ton per tahun. Kelapa sawit dapat dikonversi menjadi bahan bakar seperti bensin. Pada penelitian ini, kami mengembangkan ZSM-5 berpori hirarkis yang disintesis dengan agen penambah pori CaCO3 atau nano kalsit dan menggunakan metode bebas pelarut. Kami mensintesis ZSM-5 hirarkis dengan dan tanpa penambahan CaCO3 dengan metode bebas pelarut. Berdasarkan hasil karakterisasi SEM, penambahan CaCO3 dan sintesis dengan metode bebas pelarut menghasilkan ZSM-5 hirarkis (Temp-SFZ) dengan ukuran pori yang lebih besar 55-100 nm dibandingkan dengan ZSM-5 tanpa penambahan CaCO3 dengan metode bebas pelarut (SFZ) berkisar 2-8 nm, dan ZSM-5 komersil dengan metode hidrotermal (Com-HZ) < 2 nm. Hasil analisis BET menunjukkan bahwa Temp-SFZ memiliki luas permukaan yang lebih besar (418 m2/g), dibandingkan SFZ (390 m2/g) dan Com-HZ yaitu (336 m2/g). Selain itu, data SEM mengkonfirmasi kehadiran nanopori tambahan dengan terbuktinya terdapat pori baru yang ukurannya lebih besar jika dibandingkan dengan SFZ dan Com-HZ. Analisis keasaman NH3-TPD menunjukkan dua daerah puncak desorpsi pada suhu rendah dan tinggi untuk semua sampel dengan urutan kekuatan asam: Temp-SFZ < SFZ < Com-HZ. Katalis yang telah dihasilkan diuji coba untuk perengkahan minyak sawit menjadi bahan bakar berkelanjutan. Analisis GC-DHA (Gas Chromatography - Detailed Hydrocarbon Analysis) menunjukkan rendemen produk untuk katalis Temp-SFZ (38-42 %) > SFZ (35-37%) > Com-HZ (34-37 %). Temp-SFZ menghasilkan rendemen produk bensin (~ 92 %) lebih besar dibandingkan dengan SFZ dan Com-HZ dengan rendemen bensin yang cukup rendah (62-86 %). Nilai RON (Research Octane Number) dari Temp-SFZ mencapai 112, lebih tinggi dibanding SFZ dan Com-HZ dengan nilai RON berkisar 102-111. Dengan demikian, Temp-SFZ terbukti memiliki selektivitas dan aktivitas katalitik yang tinggi dalam menghasilkan produk bensin dari sumber bahan bakar alternatif terbarukan.