digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

BAB 2 MARCELINO KRISNA DEWANTARA
Terbatas  Ani Sumasni
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 MARCELINO KRISNA DEWANTARA
Terbatas  Ani Sumasni
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 MARCELINO KRISNA DEWANTARA
Terbatas  Ani Sumasni
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 MARCELINO KRISNA DEWANTARA
Terbatas  Ani Sumasni
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 MARCELINO KRISNA DEWANTARA
Terbatas  Ani Sumasni
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER MARCELINO KRISNA DEWANTARA
Terbatas  Ani Sumasni
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA MARCELINO KRISNA DEWANTARA
Terbatas  Ani Sumasni
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN MARCELINO KRISNA DEWANTARA
Terbatas  Ani Sumasni
» Gedung UPT Perpustakaan

Abstrak Carbon capture and Storage merupakan salah satu pilihan untuk dapat mengurangi konsentrasi CO2 di atmosfer. Proyek carbon capture and storage sendiri masih terus untuk dikembangkan. Salah satu teknologi penangkapan karbon dioksida yang sudah berada dalam tahap komersial adalah penangkapan dengan menggunakan amina sebagai pelarut. Akan tetapi, saat ini sedang diteliti pelarut pengganti amina, yaitu amonia. Pelarutan pada karbon dioksida ke amonia terjadi pada temperatur yang rendah pada suatu komponen yang dinamakan absorber. Stripper sebagai pendamping absorber digunakan untuk meregenerasi amonia. Pada kenyataan proses simulasi komponen absorber dan stripper memerlukan waktu yang lama dan tidak mudah. Alternatif lain yang mungkin dapat digunakan adalah dengan menggunakan proses distilasi dengan flash. Penelitian ini menganalisis kesulitan dalam pemodelan absorber untuk sistem dengan multikomponen meliputi variasi laju massa NH3, dimensi dari absorber, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, utamanya, melakukan simulasi kemampuan flash untuk mengganti absorber dan stripper dengan variasi temperatur dalam flash, kapasitas heater dan cooler, dan laju massa NH3. Metode yang digunakan untuk menganalisis adalah ENRTL-RK, NRTL, dan Pitzer. Hasil menunjukkan efisiensi maksimum dari penggunaan flash kurang lebih sama dengan penggunaan absorber yaitu berada pada rentang 70–75%, temperatur fluida dalam flash pengganti absorber untuk efisiensi maksimum berada pada rentang 10–20oC, dan untuk flash pengganti maksimum temperatur yang sesuai berada pada rentang 70–80oC. Variasi temperatur flash pengganti absorber lebih menunjukkan hasil yang signifikan untuk perubahan efisiensi dibandingkan laju massa NH3 dan variasi temperatur pada stripper dapat menghasilkan perubahan perbandingan mol NH3/CO2 dibandingkan variasi heat duty. Skema pengaturan temperatur dan pemanasan juga dibahas dalam studi ini.