Pertumbuhan dunia teknologi informasi serta perkembangan laju kegiatan
masyarakat khususnya dalam bidang finansial dengan bantuan alat elektronik
dinilai dapat memudahkan namun juga di satu sisi dapat berpotensi
memunculkan penipuan transaksi keuangan sehingga secara tidak langsung
meningkatkan kasus penipuan. Pelaku penipuan terus menemukan celah dalam
transaksi keuangan dan dengan menggunakan teknologi, mereka dapat melakukan
kejahatan tersebut. Satu dari sekian cara untuk mendeteksi tindakan fraud dengan
lebih cepat dan akurat adalah pendeteksian fraud dengan menerapkan machine
learning yang diungkapkan dari sejumlah riset terdahulu. Masalah utama dalam
deteksi penipuan adalah data yang sangat tidak seimbang dimana transaksi asli lebih
mendominasi daripada transaksi penipuan. Model machine learning belajar dari
data dan membuat pola, sehingga apabila datanya tidak seimbang maka model
tersebut tidak dapat mengidentifikasi penipuan dengan benar. Penelitian ini
menggunakan kombinasi metode sampling SMOTE dan Tomek Links untuk
mengatasi permasalahan ketidakseimbangan data dan kemudian menggunakan
algoritma Support Vector Machine (SVM) untuk klasifikasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa menggunakan kombinasi metode sampling SMOTE dan
Tomek Links dapat meningkatkan kinerja algoritma SVM. Hal ini dapat ditunjukan
pada tingginya nilai akurasi sebelum melakukan teknik resampling yaitu 94% untuk
X Bank Dataset dan 95% untuk Banksim Dataset, akan tetapi model ini tidak
berhasil dalam mendeteksi fraud karena ketidakseimbangan kelas pada kedua
dataset ini. Setelah melakukan resampling dan hyperparameter tuning menunjukan
bahwa Nilai Akurasi, Recall, Precision dan F1-Score yang dihasilkan adalah
sebesar 0.91, 0.48, 0.36, 0.41 untuk X Bank Dataset dan 0.96, 0.96, 0.53, 0.68 untuk
Banksim dataset.