digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Shandy Trisakti Paiding Lewa
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Shandy Trisakti Paiding Lewa
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Shandy Trisakti Paiding Lewa
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Shandy Trisakti Paiding Lewa
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Shandy Trisakti Paiding Lewa
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Shandy Trisakti Paiding Lewa
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Shandy Trisakti Paiding Lewa
PUBLIC Alice Diniarti

Reactive Powder Concrete memiliki prinsip utama dalam peningkatan kinerja dengan menggunakan semen atau material pozzolan untuk memperkuat Interfacial Transition Zone (ITZ) antara matriks mortar dan agregat halus dengan mengurangi w/c ratio, pengeliminasian agregat kasar pada campuran, dan penerapan panas pada saat curing. Namun dengan eliminasi agregat kasar pada campuran RPC menyebabkan tidak terjadinya proses interlocking yang dapat mendisipasi retak yang terjadi saat keruntuhan. Hal tersebut dapat membuat perilaku RPC sangat getas. Untuk mengganti fungsi agregat kasar dalam mendisipasi retak, maka ditambahkan penggunaan serat untuk menimbulkan efek multiple crack bridging. Penelitian ini berfokus pada efek penambahan micro polypropylene fiber terhadap perilaku campuran RPC yang mengandung Steel Fiber 1%. Variasi penambahan micro polypropylene fiber berkisar 0.06% hingga 0.1% dari fraksi volume. Pengujian yang dilakukan adalah uji beton segar (slump flow, J-Ring test, dan slump loss) dan uji beton keras (Kuat Tekan, Keuat Lentur, Kuat Tarik Langsung, dan Energi Fraktur). Penambahan steel fiber dengan kadar 1% dapat menyebabkan terjadinya penurunan pada workabilitas. Campuran yang mengandung Steel Fiber 1% dan ditambahkan Micro Polypropylene Fiber dengan fraksi vilume sebesar 0.06 % - 0.1% dapat menyebabkan penurunan workabilitas yang cukup signifikan akibat aspect ratio yang besar dan dapat menyebabkan friksi tambahan dalam campuran. Penurunan yang disebabkan akibat penambahan serat berkisar 2.87% - 15.83%. Kuat tekan RPC tidak mengalami peningkatan yang cukup signifikan jika ditambahkan serat ke dalam matriks campuran. Tetapi dengan penerapan Hot Water Treatment saat proses perawatan akan meningkatkan kuat tekan RPC dari 90.1 MPa hingga 114.5 MPa ( 2% - 19%). Peningkatan akibat penambahan micro polypropylene fiber (MPF) kepada campuran SF1 meningkatkan kuat lentur sebesar 7.16 MPa hingga 15.62 MPa (42% - 59%) untuk Normal Curing dan 6.33 MPa hingga 15.09 MPa (36% - 38%) untuk Hot Water Treatment. Peningkatan akibat penambahan MPF pada campuran SF1 meningkatkan kuat tarik sebesar 1.95 MPa hingga 4.26 MPa (19% - 43%) untuk Normal Curing dan 2.63 MPa hingga 4.87 MPa (7% - 44%) untuk Hot Water Treatment. Energi Fraktur juga meningkat ketika MPF ditambahkan pada SF1 sebesar 0.149 N/mm hingga 2.33 N/mm (9 – 16 kali lipat) untuk Normal Curing dan 0.153 N/mm hingga 2.94 N/mm (15 – 19 kali lipat) untuk Hot Water Treatment.