digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Biodiesel minyak sawit memiliki peluang yang besar untuk dijadikan sebagai komoditi ekspor Indonesia. Namun, biodiesel tersebut memiliki titik awan dan titik tuang yang tinggi sehingga dapat menyebabkan masalah pengoperasian mesin akibat adanya penyumbatan filter dan saluran bahan bakar pada temperatur rendah. Hal ini akan membatasi potensi biodiesel sawit untuk diekspor ke ke negara-negara beriklim dingin. Oleh karena itu, upaya penurunan titik tuang biodiesel ini perlu dilakukan. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan menambahkan aditif penurun titik tuang dan atau titik awan. Dalam penelitian ini, dilakukan evaluasi terhadap keefektifan aditif-aditif poli etilen glikol, dietil heksil adipat, aditif komersial, dan minyak nabati terozonisasi (minyak Canola, minyak bunga matahari, minyak kedelai dan minyak sawit). Pengaruh jenis dan jumlah aditif terhadap massa jenis dan viskositas biodiesel sawit juga dievaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan aditif-aditif tersebut tidak dapat menurunkan titik awan, tetapi dapat menurunkan titik tuang. Penurunan titik tuang terbesar diperoleh dengan penambahan poli etilen glikol sebesar 4000 ppm. Untuk aditif minyak nabati terozonisasi, penurunan titik tuang terjadi pada penambahan sebesar 1% dari berat biodiesel. Penambahan aditif-aditif tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap massa jenis dan viskositas, kecuali untuk aditif-aditif minyak nabati terozonisasi.