Perpustakaan Digital ITB

Daerah panas bumi cenderung memiliki nilai resistivitas yang lebih rendah sehingga anomali resistivitas rendah dapat menjadi target utama eksplorasi panas bumi. Salah satu metode geofisika untuk mendeteksi jenis anomali berupa variasi resistivitas adalah metode Transient Electromagnetics (TEM). Penelitian ini dilakukan di area Panas Bumi Patuha, dengan menggunakan alat TEM-FAST 48 pada 3 lokasi pengukuran, yaitu TTN-01, TTN-05, dan TTN-07. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan distribusi resistivitas terhadap kedalaman, menentukan zona konduktif dangkal pada daerah penelitian, mengkaji sistem TEM-FAST untuk menentukan dan menginterpretasi zona konduktif dangkal berdasarkan variasi kontras resistivitas dan kedalaman, serta mengkorelasikan data TEM dengan data pengeboran dan data geolistrik. Pengolahan data TEM dilakukan menggunakan TEM-RESEARCHER (TEM-RES). Hasil yang telah diperoleh adalah berdasarkan penampang resistivitas data TEM, nilai resistivitas pada daerah penelitian ada pada rentang 0,1 ? 200 ???????? yang dengan jenis litologi didominasi oleh breksi vulkanik dan andesit, serta terdapat zona konduktif dangkal pada kedalaman sekitar 20 ? 35 ???? yang diduga berkaitan dengan andesit (TTN-01 dan TTN-05) dan dasit (TTN-07) yang teralterasi dengan intensitas lemah hingga sedang. Di sisi lain, diduga zona konduktif ini juga berkaitan dengan zona permeabel di bawah permukaan. Berdasarkan variasi nilai kontras resistivitas dan kedalaman, semakin kecil kontras resistivitas lapisan ketiga semakin dangkal lapisan ketiga terdeteksi. Selain itu, semakin dalam lapisan ketiga, maka lapisan ketiga akan semakin sulit dideteksi. Korelasi data TEM dan geolistrik pada TTN-01 menunjukkan pola dan nilai resistivitas yang umumnya saling bersesuaian. Sementara itu, di TTN-05 secara umum, nilai resistivitas pada penampang TEM relatif lebih rendah dibanding geolistrik, tetapi terdapat pola yang bersesuaian