digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam hal upaya untuk melindungi Bendung Cipamingkis yang baru dibangun pada Tahun 2019 dari kerusakan yang sama yang terjadi pada Bendung Cipamingkis di Tahun 2017 dan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di Sungai Cipamingkis maka dilakukan pembangunan Groundsill yang bertujuan untuk mengendalikan gerusan pada dasar Sungai Cipamingkis yang terjadi secara masif akibat kondisi dasar sungai yang curam serta untuk menjaga kestabilan tebing sungai sehingga tidak mengalami gerusan dan alur sungai tetap terjaga. Pada tahun 2020 telah dilaksanakan pembangunan Groundsill 1 (GS 1) dan Groundsill 2 (GS 2) yang berlokasi di hilir Bendung Cipamingkis, dalam perencanaannya akan dibangun sebanyak sepuluh Groundsill di sepanjang Sungai Cipamingkis. Di Tahun 2022 telah dilakukan pembangunan lanjutan Groundsill 3 (GS 3) hingga Groundsill 6 (GS 6) yang diperkirakan selesai pada Tahun 2023. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola degradasi dan agradasi Sungai Cipamingkis dari Bendung Cipamingkis hingga ke hilir Jembatan Jonggol dengan adanya bangunan GS 1, GS 2, GS 3 dan GS 4. Simulasi digunakan menggunakan perangkat lunak HEC RAS dengan inputan data topografi sungai, data debit, gradasi butiran sedimen serta koefisien nilai manning. Data sedimen yang digunakan merupakan data primer hasil pengukuran sendiri di Bulan Agustus Tahun 2023. Hasil pemodelan menunjukkan potensi degradasi terjadi di bagian hilir groundsill dan agradasi terjadi di bagian hulunya. Skenario antara kondisi eksisting (adanya GS 1 dan GS 2) dan kondisi tambahan dua groundsill menunjukkan bahwa elevasi muka air meningkat sebesar 0,94-1,22 meter dengan adanya tambahan groundsill. Tetapi kecepatan aliran dapat tereduksi hingga 0,24 m/s dengan adanya tambahan groundsill di Sungai Cipamingkis.