Lonjakan kecelakaan kerja kian meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data BPS
Ketenagakerjaan, terjadi kenaikan jumlah korban kecelakaan kerja dari 221.740 korban
jiwa menjadi 234.740 korban jiwa sepanjang tahun 2020-2021. Kecelakaan ini dapat
disebabkan oleh berbagai faktor seperti human error, kerusakan peralatan, hingga
prosedur keselamatan yang tidak memadai. Untuk mencegah kecelakaan kerja yang
meningkat, investigasi kecelakaan sangat penting dan Human Factor Analysis and
Classification System (HFACS) menyediakan kerangka kerja yang tepat. Hal ini
dikarenakan HFACS mampu mengidentifikasi kegagalan dalam keseluruhan sistem
yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Pengembangan model HFACS pada
penelitian ini dilakukan karena ditemukan kelemahan pada model terdahulu.
Pengembangan dilakukan dengan menambahkan faktor, sub faktor, sub-sub faktor,
atau kategori yang relevan dengan kecelakaan di industri proses. Pada pengembangan
model HFACS di penelitian ini, External factors ditambahkan menjadi tingkat faktor
baru dengan tiga sub faktor yaitu regulatory factors, economic factors, dan socio-
political factors. Untuk pengembangan tingkat lainnya terdapat pada organizational
influences, preconditions for unsafe acts, dan unsafe acts. 30 data kasus kecelakaan
kerja di industri proses terpilih penelitian ini diinvestigasi dengan model
pengembangan HFACS hingga dilakukan analisis frekuensi untuk mendapatkan sudut
pandang baru terkait faktor yang baru saja ditambahkan. Berikut sub faktor/sub-sub
faktor/kategori yang ditemukan mempengaruhi kecelakaan kerja pada 30 kasus
kecelakaan kerja di industri proses terpilih yaitu skill-based errors, socio-political
factors, economic factors, organizational climate, design and technological
malfunction, dan inadequate supervision. Berdasarkan penemuan tersebut, perusahaan
industri proses terpilih pada penelitian ini dapat menerapkan sistem 9E+1M sebagai
upaya untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja.