BAB 1 - MUHAMMAD NAUVAL FARRAS R
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 - MUHAMMAD NAUVAL FARRAS R.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 - MUHAMMAD NAUVAL FARRAS R.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 - MUHAMMAD NAUVAL FARRAS R.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 - MUHAMMAD NAUVAL FARRAS R.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA - MUHAMMAD NAUVAL FARRAS R.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Perubahan iklim akibat peningkatan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer adalah
masalah yang sampai saat ini belum dapat diatasi. Dunia sudah bersepakat untuk
membatasi kenaikan suhu permukaan Bumi di bawah 2°C, karena diyakini
peningkatan di atas itu akan sangat berbahaya bagi kelangsungan umat manusia.
Metode utama untuk mencapai hal tersebut adalah pengurangan emisi karbon
dioksida. Teknologi penangkapan karbon berperan penting dalam mencapai hal
tersebut.
Banyak teknologi yang sudah dikembangkan untuk menangkap CO2, dan teknologi
yang dianggap paling mungkin diterapkan dalam skala besar adalah teknologi
adsorpsi. Oleh karena itu, banyak material yang sudah diteliti untuk mengadsorpsi
CO2, salah satunya adalah lempung montmorilonit. Secara alami, lempung
montmorilonit memiliki kapasitas serap yang rendah. Oleh karena itu, diperlukan
perlakuan untuk memungkinkan lebih banyak karbon dioksida yang diserap oleh
montmorilonit, salah satunya adalah pemilaran dengan oksida logam. Pemilaran
memungkinkan perbaikan porositas, membesarnya luas permukaan spesifik, dan
pelebaran celah antar lapisan dalam struktur lempung, sehingga lebih banyak
karbon dioksida yang dapat diserap.
Dalam penelitian ini, Na-montmorilonit (NaMMT) dipilarkan dengan besi (III)
oksida dalam berbagai konsentrasi, yakni 0.01, 0.015, 0.02, 0.025, 0.03, 0.05, dan
0.075 M. Kemudian, dilakukan karakterisasi berupa perubahan morfologi,
kapasitas uji, dan perubahan struktur-komposisi material dengan XRF, XRD, FTIR,
dan BET-BJH.
Didapatkan bahwa kapasitas serap NaMMT-0.025 dan NaMMT-0.075
menunjukkan peningkatan kapasitas serap yang signifikan dibandingkan Namontmorilonit.
Namun demikian, kapasitas serap yang lainnya justru menunjukkan
penurunan. Hal ini terjadi karena perubahan struktur montmorilonit yang tidak
linear terhadap kandungan besi (III) oksida. Kandungan besi (III) oksida pada
MMT sendiri naik secara linear terhadap konsentrasi zat pemilar, seperti yang
ditunjukkan XRF. Hasil XRD menunjukkan bahwa pemilaran dengan 0,025 M dan
0,075 M Fe(OH)3 membuat celah antar lapisan NaMMT sedikit melebar, sementara
dengan 0,05 M Fe(OH)3 sedikit menyempit. Namun demikian, perubahan yang
terjadi ini terlalu kecil untuk menjelaskan perubahan jumlah CO2 yang terjadi. Dari
ii
hasil FTIR dan profil distribusi pori model BET-BJH, ditemukan bahwa pada
NaMMT-0.05 kelebihan besi (III) oksida (dibandingkan NaMMT-0.025)
membentuk lapisan tetrahedral yang kemungkinan mengganggu proses
pembentukan pori, sehingga jumlah CO2 yang dapat ditangkap menurun
dibandingkan NaMMT. Sementara itu, NaMMT-0.025 memiliki profil distribusi
pori yang mendukung penyerapan CO2 dalam jumlah terbanyak.