2023-TS_PP_Putri Ayu Wulandari_29119415_full thesis.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Yose Ali Rahman
Di Indonesia, sektor otomotif dinilai mampu memberikan multiplier effect bagi pertumbuhan
ekonomi nasional karena berkaitan dengan rantai pasok global dan penciptaan lapangan kerja
yang tinggi. Sebelumnya, industri alat transportasi sangat berpotensi untuk berkembang.
Namun seiring dengan kondisi perekonomian yang tidak stabil, salah satunya disebabkan oleh
merebaknya pandemi Covid – 19, kinerja perusahaan subsektor otomotif dan komponen
otomotif juga menunjukkan perlambatan kinerja. Kondisi keuangan yang sulit dapat
menyebabkan perusahaan mengalami kebangkrutan. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa
kebangkrutan akan menimbulkan berbagai dampak negatif baik bagi perusahaan maupun
pemangku kepentingan lainnya. Dalam kondisi yang tidak ideal, kondisi keuangan yang sulit
juga dapat memicu munculnya kecurangan keuangan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa prediksi risiko kebangkrutan dan
kecurangan keuangan di sektor otomotif. Penelitian difokuskan pada 8 perusahaan publik
subsektor otomotif dan komponen otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2018 hingga 2022.
Prediksi risiko kebangkrutan dihitung dengan model Altman Z-Score menggunakan lima
indikator yang mengukur likuiditas, profitabilitas, leverage, dan kemampuan menghasilkan
pendapatan. Analisis kecurangan keuangan dihitung dengan Beneish M-Score menggunakan
delapan indikator yang mengukur gross margin, kualitas aset, depresiasi, leverage, dan
penjualan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata pada tahun 2018 – 2022 beberapa
perusahaan subsektor otomotif dan komponen otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) yang terindikasi berada dalam safe zone adalah PT Selamat Sempurna Tbk, PT Multi
Prima Sejahtera Tbk , PT Indo Kordsa Tbk, dan PT Multistrada Arah Sarana Tbk. Perusahaan
yang terindikasi pada grey zone adalah PT Astra Otoparts Tbk. Selain itu, perusahaan
subsektor otomotif dan otomotif lainnya yang masuk dalam distress zone adalah PT Prima
Alloy Steel Tbk, PT Goodyear Tbk, dan PT Gajah Tunggal Tbk. Namun secara keseluruhan
rata-rata pada tahun 2018 hingga 2022, perusahaan subsektor otomotif dan otomotif terindikas
dalam safe zone. Nilai rata-rata Beneish M-score yang dilakukan perusahaan pada tahun 2018
– 2022 menunjukkan terdapat satu perusahaan yang terindikasi melakukan financial fraud
yaitu PT Multi Prima Sejahtera. Namun nilai Beneish M-score pada periode 2018 – 2021
secara rata-rata menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan subsektor otomotif dan
komponen otomotif tergolong tidak memiliki identifikasi kecurangan dalam laporan
keuangannya. Disarankan agar manajemen perusahaan tetap memperhatikan perubahanperubahan
yang terjadi pada setiap komponen laporan keuangan, seperti kenaikan dan
penurunan yang terjadi pada aset, laba ditahan, liabilitas, laba sebelum bunga dan pajak, serta
komponen lainnya. Mengetahui informasi mengenai kebangkrutan perusahaan dapat
membantu perusahaan terhindar dari kebangkrutan perusahaan dengan melakukan perbaikan
sejak dini. Menilai kemungkinan terjadinya kecurangan finansial juga dapat menjadi metode
bagi suatu perusahaan untuk mengidentifikasi tindakan kecurangan dalam operasionalnya. Temuan penelitian ini, yang akan menguji kemungkinan kebangkrutan dan penipuan keuangan
dalam perusahaan, diharapkan dapat memberikan data penting kepada investor untuk
mengevaluasi dan memutuskan bisnis mana yang akan diinvestasikan.