digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pengendalian penyakit influenza melalui program vaksinasi merupakan langkah utama dalam mengurangi tingkat kematian manusia terutama akibat influenza musiman yang terjadi setiap tahun dan influenza pandemik yang bisa terjadi kapan saja. Pengendalian mutu vaksin influenza melalui penentuan subtipe neuraminidase seperti yang disyaratkan WHO menjadi fokus penelitian. Tujuan penelitian ini adalah menetapkan metode penentuan subtipe neuraminidase untuk sampel di suatu perusahaan vaksin di Indonesia dengan mengoptimasi metode inhibisi aktivitas neuraminidase (NI) yang diadaptasi dari NVI Belanda dan mengaplikasikan metode uji genetik alternatif melalui transkripsi balik PCR. Sampel yang digunakan adalah ruahan monovalen vaksin influenza subtipe A/California/7/2009 (H1N1), A/Victoria/210/2009 (H3N2), B/Brisbane/60/2008 (B), dan A/Indonesia/5/2005 (H5N1). Optimasi yang dihasilkan pada tahap pertama metode inhibisi aktivitas neuraminidase berupa parameter penetapan tingkat pengenceran sampel yaitu pengenceran tertinggi dimana terjadi penurunan absorbansi yang signifikan pada kurva hubungan pengenceran sampel dan A550. Optimasi terhadap kriteria penetapan subtipe neuraminidase N1 dan N2 berupa titer inhibisi antiserum spesifik terhadap sampel ditetapkan bernilai minimal dua kali lebih besar dari titer inhibisi antiserum lainnya. Pada penentuan subtipe neuraminidase melalui RT-PCR telah dirancang empat pasang primer spesifik untuk keempat subtipe. Hasil percobaan menunjukkan bahwa primer hasil perancangan telah spesifik untuk tiga subtipe dan menghasilkan produk PCR berukuran 455 pb (N1/Cal), 562 pb (N2/Vic), serta 305 pb (NB/Bris). Primer untuk subtipe N1/Ind tidak memberikan hasil optimal yang kemungkinan disebabkan adanya perbedaan urutan nukleotida antara sampel dan bank data. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa metode NI telah optimum untuk digunakan pada penentuan subtipe neuraminidase di perusahaan vaksin tersebut dan RT-PCR dapat digunakan sebagai metode alternatif.