digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kurkumin merupakan senyawa yang salah satunya terdapat pada rhizoma tanaman Curcuma longa dan telah diketahui memiliki efek anti inflamasi. Senyawa ini praktis tidak larut dalam air dan memiliki bioavailabilitas sistemik rendah. Untuk meningkatkan efektivitas kurkumin yang dibuat dalam sediaan gel, dilakukan usaha peningkatan laju pelarutan dan stabilitas kurkumin dengan pembentukan kompleks inklusi dengan senyawa ß-siklodekstrin dan pengecilan ukuran partikel menjadi berukuran nanometer. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan gel kompleks inklusi kurkumin-ß-siklodekstrin nanopartikel dan mempelajari stabilitas serta profil difusi (in vitro) kurkumin dari sediaan gel tersebut dibandingkan dengan gel kurkumin. Kompleks inklusi dibuat dengan metode freeze drying. Tahapan terbaik dalam pembuatan kompleks inklusi yaitu setelah kurkumin dan ß-siklodekstrin dicampur, disonikasi selama 5 menit, diaduk menggunakan pengaduk magnet 200 rpm selama 5 jam, disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit, hingga akhirnya supernatan diambil, disaring menggunakan filter 0,45 pm, dan dilakukan freeze drying. Formula terbaik yang dihasilkan yaitu formula KUR 20% dengan ukuran partikel 156,8 ± 38,3 nm, indeks polidispersitas 0, 174 ± 0,026, zeta potensial -17,3 ± 0,2 mV, dan 24,91 ± 0,26% kurkumin berhasil terinklusi. Dari hasil uji kecepatan pelarutan dalam medium natrium lauril sulfat 1% diketahui terjadi peningkatan kecepatan pelarutan kurkumin dalam kompleks inklusi sekitar 10 kali dibanding kurkumin tanpa inklusi (p < 0,01). Hasil karakterisasi dengan metode spektroskopi inframerah, spektroskopi Raman, difraktometri sinar-X, Differential Thermal Analysis, dan Scanning Electron Microscopy menunjukkan adanya interaksi antara kurkumin dan ß-siklodekstrin membentuk kompleks inklusi. Selanjutnya, dilakukan optimasi basis gel dengan menggunakan beberapa gelling agent yaitu HPMC, CMC-Na, karbopol 940, karboksimetil kitosan, dan viscolam. Gelling agent terbaik adalah viscolam, dimana menghasilkan viskositas dan pH gel stabil selama penyimpanan 28 hari pada suhu 25 dan 400C. Viscolam kemudian digunakan sebagai basis gel kompleks inklusi dan kurkumin. Didapat hasil kedua gel memiliki viskositas dan PH yang stabil selama penyimpanan, dan terjadi peningkatan stabilitas kadar kurkumin dari gel kompleks inklusi sekitar 2,12 kali (p < 0,01) pada suhu 25 0C, dan 1,41 kali (p < 0,05) pada suhu 40 0C dibanding gel kurkumin tanpa inklusi. Fluks difusi kurkumin dari gel kompleks inklusi nanopartikel (1,56 ± 0,03 vg/(cm .jam)) lebih besar 1,81 kali dibanding formula gel kurkumin tanpa inklusi (0,86 ± 0,01 gg/(cm2 .jam)) (p < 0,01). Permeasi kurkumin dari kedua gel tersebut mengikuti kinetika orde nol. Disimpulkan, pembentukan kompleks inklusi kurkumin-p-siklodekstrin nanopartikel meningkatkan laju pelarutan kurkumin dalam air dan sediaan gelnya memberikan sistem pelepasan terkendali dengan stabilitas dan kemampuan berdifusi lebih baik dibandingkan gel kurkumin tanpa inklusi.