digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Infeksi cacingan merupakan masalah kesehatan yang masih terjadi di negaranegara berkembang. Indonesia adalah negara dengan endemitas infeksi cacingan yang tinggi, angka prevalensi kejadian askariasis sebesar 45-65% terutama beresiko tinggi pada balita dan anak usia sekolah dasar. Karika (Carica pubescens Lenne & K. Koch) adalah tumbuhan 101<41 yang hanya dapat tumbuh subur di daerah dataran tinggi Dieng, Wonosobo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi metode pengujian aktiĆ½itas antemintik dan menguji aktivitas anticacing ekstrak etanol biji, buah, dan daun karika sebagai ovisidal kontak langsung, ovisidal kontak tidak langsung, dan vermisidal menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dan metode uji antelmintik in vitro. Dalam penelitian ini biji, buah, dan daun karika yang dieksfraksi secara refluks menggunakan pelarut etanol. Metode BSLT dikerjakan dengan cara menetaskan telur dan nauplii udang Artemia salina L. di dalam larutan uji, sedangkan metode konvensional menggunakan telur dan cacing Ascaris lumbricoides var suum. Terdapat korelasi linear antara metode BSLT dan metode konvensional berdasarkan persentase kematian telur dan nauplii Artemia dengan telur dan cacing Ascaris suum. Ekstrak etanol biji karika mempunyai efek antelmintik terkuat sebagai ovisidal kontak langsung, ovisidai Ikontak tidak langsung, dan vermisidal dibandingkan ekstrak buah dan daun karika dengan nilai LCIOO berturut-turut sebesar 5, 125, dan 50 mg/ml-