BAB 1 - OKKY SUKMAWATI HARJONO
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 - OKKY SUKMAWATI HARJONO
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 - OKKY SUKMAWATI HARJONO
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 - OKKY SUKMAWATI HARJONO
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 - OKKY SUKMAWATI HARJONO
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 - OKKY SUKMAWATI HARJONO
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 7 - OKKY SUKMAWATI HARJONO
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 8 - OKKY SUKMAWATI HARJONO
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA - OKKY SUKMAWATI HARJONO
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Bandara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandara utama yang melayani penerbangan
di wilayah Jakarta, Indonesia yang dioperasikan oleh PT Angkasa Pura II. Untuk menjalankan
penerbangan berjadwal, operator penerbangan wajib memiliki persetujuan terbang untuk
operasi domestik maupun internasional. Akan tetapi, jadwal penerbangan aktual dapat berubah
dari yang telah disetujui asalkan kapasitas bandara per jam masih dapat mengakomodasi. Dalam
hal ini, perhitungan kapasitas bandara per jam hanya mempertimbangan kapasitas runway,
sedangkan kapasitas apron dan terminal penumpang hanya berdasarkan ketersediaan sarana.
Permasalahan dapat muncul ketika penerbangan berubah tetapi apron tidak dapat menfasilitasi
perubahan jadwal penerbangan atau ukuran pesawat yang berbeda. Studi ini akan menganalisis
perbedaan antara persetujuan terbang dengan jadwal penerbangan harian, lalu
mengkorelasikannya dengan kapasitas apron per jam. Terdapat beberapa penelitian
sebelumnya terkait kapasitas bandara dengan sudut pandang dari runway, apron, dan kombinasi
dari semua aspek yang ada di bandara. Penelitian ini akan berfokus pada kapasitas apron
dengan mempertimbangkan tipe dan ukuran pesawat serta pembatasan pengguna tertentu.
Untuk penelitian yang dilakukan ini, pengguna diklasifikasikan menjadi beberapa kategori
penerbangan berdasarkan asal negara dari operator penerbangan dan tipe penerbangan. Untuk
maskapai lokal, penerbangan dibagi berdasarkan tipe layanan penerbangan yaitu full-service,
medium service, dan low-cost. Sementara untuk maskapai asing, kategori ditentukan
berdasarkan asal dari masing-masing maskapai. Penerbangan juga dibagi berdasarkan tipenya,
yaitu domestik, internasional, kargo, dan private flight. Kemudian, model simulasi disusun
dalam penelitian ini untuk mengestimasi kapasitas apron per jam dengan menggunakan aplikasi
Simulink pada Matlab. Model ini menggunakan data dinamis sebagai variable input dalam
bentuk distribusi dari waktu antar-kedatangan dan ground time pesawat. Distribusi dicari
dengan menggunakan aplikasi Distribution Fitter pada Matlab, kemudian distribusi terbaik
ditentukan menggunakan uji goodness-of-fit dengan metode Kolmogorov-Smirnov untuk satu
sampel. Hasil dari simulasi diketahui bahwa jumlah pesawat maksimum yang dapat dilayani
oleh seluruh apron adalah 27 pesawat per jam dengan total 327 pesawat dalam sehari. Hasil ini
kemudian dibandingkan dengan data historis penerbangan untuk mengetahui bagaimana
perilaku dari model. Diketahui bahwa simulasi ini tidak dapat menggambarkan fluktuasi jumlah
kedatangan pesawat yang tinggi sehingga jumlah pesawat yang dihasilkan lebih kecil dari data
historis.