digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bupivakain adalah anestesi lokal golongan amida yang memiliki waktu onset pendek dan durasi kerja panjang namun bersifat kardiotoksik sehingga dibuat dalam sistem penghantaran misel terbalik untuk mengatur pelepasannya. Metode pembuatan misel terbalik (nanoemulsi air dalam minyak) dilakukan dengan cara emulsifikasi spontan. Minyakjarak digunakan sebagai fase pendispersi, Tween 20 sebagai surfaktan dan PEG 400 sebagai kosurfaktan. Bupivakain HCI sebagai zat aktif hidrofilik dilarutkan dalam sejumlah volume air. Selanjutnya dilakukan beberapa evaluasi mutu sediaan meliputi morfologi bartikel dengan cryo TEM, viskositas, efisiensi penjeratan, kapasitas jeratan, uji stabilitas dipercepat, uji pelepasan bupivakain HCI, serta uji aktivitas pada model hewan percobaan. Dengan menggunakan komposisi yang tepat antara surfaktan, kosurfaktan volume air dan volume minyak sebagai pendispersi, sistem misel terbalik (nanoemulsi air dalam minyak) mengandung bupivakain HCI berhasil dikembangkan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa misel bupivakain HCI berbentuk sferis dengan ukuran berkisar nm. Sistem misel terbalik mempunyai karakteristik sebagai berikut: viskositas 68,74±2.26 mPa•s; efisiensi penjeratan 97,9±0,94%; dan kapasitas jeratan 14,7±0,09 mg per mL misel. Sistem misel terbalik bupivakain HCI stabil selama 3 bulan, ditunjukan dengan pengamatan visual dan pengukuran kadar bupivakain HCI menggunakan KCKT. Uji pelepasan in vitro menunjukan pelepasan diperlambat dari bupivakain HCI (70,33±4,22% setelah 24 jam) dan pelepasan segera dari Iarutan bupivakain HCI. Data in vitro tersebut dikonfirmasi dengan pengamatan efek lokal di mana efek anestesi lokal bupivakain HCI dicapai setelah 1,5 jam pemberian dan bertahan hingga 24 jam. Sedangkan pada lantan bupivakain HCI, efek anestesi lebih cepat yaitu pada jam setelah pemberian akan tetapi singkat, bertahan hanya 3 jam. Berdasarkan hasil yang diperoleh, bupivakain HCI yang dienkapsulasi ke dalam misel dapat memperpanjang efek anestesi lokal melalui pengendalian pelepasannya setelah pemberian melalui injeksi subkutan.