Ufi Nihayatal Izza Sarinop [18319027].pdf
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Retinopati diabetik, yaitu salah satu bentuk komplikasi mikrovaskular diabetes
mellitus, merupakan salah satu penyebab utama kebutaan pada populasi usia kerja.
Untuk mengurangi risiko kebutaan yang disebabkan oleh retinopati diabetik,
deteksi retinopati diabetik pada stadium awal esensial dilakukan. Namun,
pendeteksian retinopati diabetik secara manual merupakan sebuah proses yang
membutuhkan waktu yang lama dan subjektif. Pada stadium awal, hard exudate
muncul sebagai tanda klinis yang menonjol pada citra retina. Hard exudate tampak
sebagai spot terang berwarna kuning yang memiliki tepian tajam yang disebabkan
oleh kebocoran lipid setelah pecahnya pembuluh retina. Oleh karena itu,
pengembangan sistem deteksi otomatis menjadi suatu kebutuhan untuk
memudahkan tenaga medis dalam mendiagnosis retinopati diabetik. Di antara
metodologi yang sudah ada, segmentasi hard exudate pada citra retina merupakan
pendekatan yang cukup menjanjikan.
Penelitian ini mengembangkan penelitian Vasmaulidzra yang berhasil melatih
model segmentasi hard exudate pada dataset IDRiD menggunakan arsitektur U-
Net. Meskipun metrik evaluasi menunjukkan hasil keseluruhan yang baik, model
masih menghasilkan sejumlah besar false positive. Penelitian ini berupaya untuk
mengatasi permasalahan ini secara komprehensif dengan mengimplementasikan
adaptive active contour model (ACM) dan gradient boosting classifier. Gradient
boosting classifier digunakan untuk mereduksi lesi false positive, menseleksi lesi
yang perlu dioptimasi dengan ACM, dan menentukan nilai parameter ACM yang
meliputi arah dan laju evolusi. Parameter ACM yang ditentukan secara rule-based
adalah jenis ACM, area ekspansi ACM, smoothing factor, dan kriteria penghentian
evolusi. Tujuan utama penelitian ini yaitu untuk mengoptimasi hasil segmentasi,
sehingga meningkatkan precision dan kinerja model. Penelitian ini menghasilkan
F-score, precision, recall, dan akurasi masing-masing mencapai 0.675 ± 0.120,
0.758 ± 0.092, 0.639 ± 0.170, dan 0.994 ± 0.009, yang merupakan hasil peningkatan
rata-rata F-score, precision, recall, dan akurasi masing-masing sebesar 7.8%,
12.5%, 1.8%, dan kurang dari 1% dari nilai metrik semula. Temuan ini
menunjukkan keefektifan metodologi yang diiusulkan dalam mengoptimalkan
segmentasi hard exudate.