Curah hujan dengan intensitas yang tinggi dalam waktu yang singkat dapat
memperbesar kemungkinan terjadinya bencana longsor maupun banjir. Dengan
kejadian yang singkat, proses mitigasi bencana pun akan terlambat. Hal ini juga
diperparah dengan tidak adanya peringatan dini. Oleh karena itu, diperlukan sistem
prediksi yang akurat untuk melakukan prediksi curah hujan ekstrem. Dengan
memanfaatkan data observasi realtime dari Himawari-8, Rapidly Developing
Cumulus Area (RDCA) dapat melakukan prediksi kemungkinan terjadinya curah
hujan yang tinggi. Akan tetapi, RDCA belum mampu melakukan prediksi dengan
jangka waktu yang lebih panjang. Oleh karena itu, pada penelitian ini, diajukan
sebuah model prediksi curah hujan ekstrem dari sudut pandang deep learning
dengan memanfaatkan data observasi awan dari Himawari-8 dan data indeks
RDCA.
Pada penelitian ini, Model convolutional long-short term memory (ConvLSTM)
dengan arsitektur encoder-forecaster dirancang untuk melakukan prediksi curah
hujan ekstrem. Dalam pelatihan model, hasil penelitian menunjukkan performansi
yang meningkat seiring bertambahnya iterasi pelatihan. Selain itu, pada eksperimen
dengan data uji model juga menghasilkan nilai probabilitas yang mendekati sama
dengan nilai indeks RDCA. Hal ini terlihat dari nilai SSIM yang mendekati 1.
Meskipun seperti itu, model ini masih memiliki kekurangan yaitu, untuk nilai
threshold >0.5 kinerja model masih belum baik dalam melakukan prediksi kejadian
tersebut.