digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Maretta Dewi Puspita
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Maretta Dewi Puspita
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Maretta Dewi Puspita
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Maretta Dewi Puspita
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Maretta Dewi Puspita
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Maretta Dewi Puspita
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Maretta Dewi Puspita
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Industri susu di Indonesia memiliki potensi besar dan di proyeksikan untuk terus bertumbuh setiap tahun hingga 2028. Selain itu, hal ini juga di dukung oleh tingginya antusiasme dari konsumen Indonesia yang menyukai konsumsi susu. Namun, dengan potensi yang tinggi, Indonesia menghadapi keterbatasan pasokan dari peternak susu lokal dan masalah kualitas susu yang dihasilkan. Oleh karena itu, susu alternatif seperti susu gandum menjadi pilihan lain untuk memenuhi permintaan industri. Di Indonesia, popularitas susu gandum meningkat sejak pandemi COVID-19 dan terus berkembang hingga saat ini. Meskipun begitu, dalam lanskap pasar saat ini, sebagian besar alternatif susu di Indonesia adalah pasar susu kedelai dan susu almond. Dalam hal perilaku konsumen, konsumsi susu termasuk dalam perilaku pencarian variasi produk (variety seeking behaviour). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji bagaimana perilaku pencarian keragaman produk (variety seeking behaviour) mempengaruhi adopsi merek baru (new brand adoption) dalam kategori susu gandum di pasar Indonesia. Untuk Pengolahan data, penelitian ini memadukan sumber data primer dan sekunder. Data primer, yang dikumpulkan melalui survei dengan skala Likert 5 poin dengan pengolahan multivariat (SEM). Data sekunder merupakan data laporan industri untuk menambah wawasan yang lebih luas. Integrasi kedua sumber meningkatkan kedalaman studi, memberikan pemahaman komprehensif tentang alternatif industri susu dan pencarian variasi produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pencarian keragaman produk (variety seeking behaviour) memiliki beberapa faktor signifikan seperti karakteristik kepribadian, kebutuhan variasi, persepsi risiko, lingkungan sosial, lingkungan fisik, dan strategi pemasaran yang mempengaruhi adopsi merek baru (new brand adoption).