digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada tahun 2006, batik Kuningan hadir untuk ikut meramaikan seni adiluhung batik Indonesia. Kelahirannya berasal dari proses inisiatif masyarakat Kuningan. Meskipun sudah 17 tahun berlalu, perkembangan batik Kunignan terus bertahan di titik stagnasi. Hingga kini, produk kerajinan batik Kuningan masih belum termasuk ke dalam salah satu produk unggulan Kabupaten Kuningan. Kapasitas produksi yang masih rendah serta sedikitnya IKM menjadi salah satu faktornya. Motif Batik Kuningan umumnya mengadopsi ikon-ikon khas Kuningan, seperti motif Ladakor, Gunung Ciremai, Daun Boled, dan sebagainya. Beragam corak dan produk sudah dihasilkan oleh pengusaha batik lokal, namun kerap kali dianggap monoton, kaku, dan tidak sesuai dengan tren oleh masyarakat lokal, khususnya kalangan muda di Kuningan. Selain itu, adanya Peraturan Bupati terkait pemakaian batik Kuningan, menimbulkan presepsi yang berbeda di masyarakat. Batik Kuningan dianggap sebagai seragam khas pegawai negeri setempat, sehingga masyarakat enggan menggunakan batik Kuningan. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain batik Kuningan dengan menggunakan metode Participatory Design dan melibatkan kalangan muda Kuningan dalam proses desain. Penelitian ini menggunakan tahapan Participatory Design dari Susanne Bødker. Partisipan adalah masyarakat lokal dengan latar belakang yang berbedabeda, namun memiliki minat dan ketertarikan terhadap batik Kuningan. Partisipasi aktif dari kalangan muda menjadi kunci dalam penelitian ini, di mana partisipan akan terlibat langsung dalam seluruh proses desain, mulai dari tahap pemahaman masalah, ideasi, perancangan desain, hingga implementasi produk turunannya. Luaran dari penelitian ini berupa pengembangan desain batik Kuningan yang inovatif berdasarkan masukan langsung dari partisipan. Desain batik yang dihasilkan diharapkan dapat mencerminkan kekayaan budaya dan identitas Kabupaten Kuningan. Selain itu, luaran dari penelitian ini juga membentuk sebuah komunitas desain batik Kuningan, dengan harapan bisa menjadi media literasi mengenai batik Kuningan dan wadah untuk berkolaborasi, sekaligus memberikan ruang bagi masyarakat lokal yang ingin berinovasi dan membuat pengembangan desain batik Kuningan yang relevan dengan perkembangan zaman.