digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Banjir merupakan salah satu bencana alam yang terjadi hampir di seluruh belahan dunia. Banjir terjadi akibat meningkatnya debit sungai dan melebihi kapasitas sungai. Aliran sungai tersusun atas dua jenis aliran yaitu aliran dasar (baseflow) dan limpasan permukaan (overland flow). Pada saat banjir, baseflow merupakan salah satu komponen yang berpengaruh terhadap besar dan kecilnya nilai debit banjir. Sebagai daerah yang memiliki tingkat produktivitas akuifer yang cukup tinggi, tentunya baseflow berperan secara signifikan terhadap debit banjir di Cekungan Bandung. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kontribusi baseflow setiap Sub DAS Citarum pada saat terjadi banjir. Penelitian ini menggunakan metode Recursive Digital Filter untuk memisahkan debit aliran sungai menjadi baseflow dan overlandflow. Data debit yang digunakan adalah data dari 2018 - 2022. Hasil perhitungan yang didapatkan selanjutnya digunakan untuk menghitung kontribusi baseflow pada setiap kejadian banjir di daerah cekungan Bandung. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa kontribusi baseflow setiap Sub DAS bervariasi setiap tahunnya. Sub DAS dengan kontribusi aliran baseflow yang paling besar dan paling kecil berturut turut adalah Sub DAS Citarik Cikeruh dan Cisangkuy. Kemudian, berdasarkan hasil tinjauan geologi, Sub DAS Citarik Cikeruh lebih banyak didominasi oleh formasi dengan tingkat produktivitas yang tinggi dibandingkan dengan Sub DAS lainnya, hal ini membuat kontribusi baseflow Sub DAS Citarik Cikeruh menjadi yang terbesar, dan diikuti dengan Sub DAS Cikapundung serta Sub DAS Cisangkuy. Kemudian dari kejadian banjir yang dianalisis, ditemukan bahwa semakin besar persentase kontribusi baseflow maka durasi banjir dan debit puncak pada saat kejadian banjir akan semakin besar.