digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Maulana Rifqi
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Muhammad Maulana Rifqi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Maulana Rifqi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Maulana Rifqi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Maulana Rifqi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Maulana Rifqi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Maulana Rifqi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Terowongan Kembar Jalan Tol Yogyakarta-Bawen merupakan bagian dari proyek pembangunan Jalan Tol Ruas Yogyakarta-Bawen yang berada di Seksi 5 jalur Temanggung-Ambarawa (STA 20+273 s/d STA 20+679). Terowongan ini akan dibuat menembus Bukit Banaran di Dusun Kragan, Desa Losari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Terdapat sepasang terowongan kembar dengan panjang masing-masing 385 m (Terowongan A) dan 405 m (Terowongan B) dan setiap terowongan akan memiliki 3 lajur lalu lintas searah. Setiap terowongan akan digunakan sebagai lalu lintas satu arah. Terowongan A memiliki destinasi akhir Yogyakarta, sedangkan Terowongan B memiliki destinasi akhir Bawen. Terowongan akan digali dengan metode central diaphragm dengan menembus beberapa lapisan material lunak serta desain berbentuk tapal kuda berdimensi 20,18 m x 13,7 m dan memiliki luas penampang galian sebesar 223,6 m2 Pada penelitian ini, akan dianalisis kestabilan terowongan Terowongan Kembar Jalan Tol Yogyakarta-Bawen STA 20+435 metode central diaphragm dengan penyanggaan lattice girder menggunakan pemodelan numerik 3D (tiga dimensi) Hasil dari pemodelan numerik 3D (tiga dimensi) menunjukkan bahwa metode penggalian central diaphragm dengan penyangga lattice girder dapat digunakan selama masa konstruksi, hal ini ditunjukkan oleh nilai vertical displacement terbesar pada atap adalah 3,7 cm dengan nilai vertical strain (%) sebesar 0,44%. Nilai horizontal displacement terbesar pada dinding terowongan adalah 1,6 cm dengan nilai horizontal strain (%) sebesar 0,15%. Selain itu, nilai extrusion terbesar pada muka terowongan adalah 3 cm. Peningkatan nilai sigma 1 effective dari kondisi awal sebelum penggalian hingga 1 siklus penggalian menandakan bahwa terowongan dapat menyalurkan sigma 1 effective secara menyeluruh ke massa batuan di sekitar terowongan. Penyangga initial support pada terowongan juga terbukti masih dapat menahan beban statik selama masa konstruksi dengan Faktor Keamanan lebih dari 2 (dua).