Jalan Toi Jakarta Cikampek II filevated dibangun di atas median jalan eksisting
sepanjang 36,84 km. Kondisi jalan tol yang padat dan tetap beroperasi menjadi
permasalahan yang perlu dihadapi. Pemanfaatan lajur dalam sebagai area kerja
tidak bisa dihindari. Hal ini menyebabkan penurunan kapasitas jalan dan kemacetan
yang berdampak pada penurunan pendapatan pemilik jalan tol dan peningkatan
nilai Biaya Operasional Kendaraan (BOK) bagi penggunajalan.
Pada pembangunan jalan tol ini digunakan metode cast in situ dengan bracket dan
shoring, metode pier head beton precast segmental dan metode sosrobahu. Metode
cast in situ dengan bracket dan shoring dan metode sosrobahu memerlukan waktu
konstruksi yang lama karena tidak bisa dikerjakan secara paralel. Sedangkan
metode beton precast segmental membutuhkan ketersediaan alat berat dengan
kapasitas yang besar. Penggunaan pier head baja segmental dapat memberikan
keuntungan dari segi waktu konstruksi yang lebih cepat dan berat yang lebih ringan.
Namun karena biaya produksinya lebih besar dibandingkan pier head beton maka
perlu dilakukan tinjauan nilai kerugian dengan membandingkan total nilai biaya
yang mempertimbangkan biaya konstruksi dan nilai waktu untuk setiap metode.
Berdasarkan hasil analisa, penggunaan pier head baja segmental memberikan
penurunan gaya aksial akibat kondisi batas layan dan kuat berkisar antara 7%
sampai 9% dan momen akibat kondisi batas ekstrim berkisar antara 5% sampai
dengan · 15%. Selain itu kinerja struktur juga masih mendekati struktur
menggunakan pier head beton dengan selisih capacity ratio antara O sampai dengan
0,2 dan level kinerja struktur Full operational untuk kedua jenis struktur.
Penggunaan pier head baja segmental juga memberikan penurunan volume lalu
lintas hingga mencapai 174 ribu kendaraan lebih rendah dibandingkan metode
lainnya dan total nilai biaya paling rendah dibanding metode lainnya yaitu sebesar
Rp 2.390.465.586 berdasarkan aspek kerugian BUJT serta Rp 7.159.243.541
berdasarkan aspek kerugian penggguna jalan. Berdasarkan kajian ini maka
pemilihan metode danjenis konstruksi untuk pembangunanjembatan elevated pada
jalan eksisting, tidak hanya mempertimbangan biaya dan waktu tetapi juga dampak
atau efek kerugian yang akan dialami penggunajalan dan pemilikjalan.