digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada pembangkit listrik tenaga surya, jumlah energi matahari yang di konversi adalah energi panas. Energi panas yang terbuang dapat menyebabkan temperatur pada modul PV meningkat. Salah satu permasalah dalam penggunaan energi matahari sebagai sumber pembangkit listrik adalah menurunnya keluaran daya yang dihasilkan akibat kenaikkan temperatur modul PV. Meningkatnya temperature pada modul PV dapat meningkatkan resistansi pada rangkaian sistem sehingga mengurangi efisiensi konversi energi. Untuk mengatasi permasalahan ini, temperatur modul PV harus dijaga pada tingkat operasional yang aman. Teknologi pendingin modul PV merupakan solusi untuk menurunkan temperatur pada modul PV. Teknologi pendingin modul PV terdiri dari teknologi pendingin pasif dan teknologi pendingin aktif. Teknologi pendingin aktif membutuhkan energi khusus untuk mendinginkan. Sedangkan, pada teknologi pendingin pasif tidak membutuhkan energi tambahan untuk mendinginkan. Teknologi pendingin pasif menggunakan heat sink menjadi topik pada penelitian ini. Dengan pemasangan yang relatif mudah dan biaya yang dibutuhkan ekonomis jika dibandingkan teknologi pendingin lainnya. Pada penelitian tesis ini, dilakukan analisis komputasi terhadap dua skenario teknologi pendingin pasif untuk meningkatkan kinerja modul PV dengan cara memasang heat sink dengan sirip yang dipasang pada bagian bawah permukaan modul PV. Perangkat lunak Computational Fluid Dynamics (CFD) standar sigunakan untuk melihat distribusi panas akibat kenaikan temperatur. Hasil simulasi dan analisis menunjukan bahwa pada Skenario 1 saat radiasi matahari 1000W/m2 mengalami penurunan temperatur tertinggi sebanyak 27.9°C dan pada Skenario 2 penurunan temperature tertinggi sebanyak 26°C. Hasil perhitungan kinerja modul PV, keluaran daya maksimum dan efisiensi pada Skenario 1 dan Skenario 2 secara berturut-turut adalah 94.97W dan 18.38% serta 94.32W dan 18.25%. Hasil LCCA dengan kinerja terbaik untuk Skenario 1 dan Skenario 2 adalah Rp 9,707,857 dan Rp 2,454,233.