Jenis kanker paru-paru yang paling banyak diderita ialah tipe Non Small Cell Lung
Cancer (NSCLC) sebanyak 80 - 85% dari total penderita kanker paru-paru di
dunia. Epidermal Growth Factor Receptor - Tyrosine Kinase Inhibitor (EGFRTKI) direkomendasikan menjadi pengobatan lini pertama NSCLC mutan EGFR
lanjut. Permasalahan obat golongan Tyrosine Kinase Inhibitor (TKI) ialah
resistensi obat yang terus terjadi. Hal ini dikarenakan mutasi pada Epidermal
Growth Factor Receptor (EGFR) yang terus berlanjut. Osimertinib merupakan
TKI generasi ketiga yang menunjukkan aktivitas kuat dalam menghambat mutasi
EGFR yang aktif dan resisten. Osimertinib sebagai lini kedua pada pasien T790M
dapat menyebabkan munculnya EGFR triple mutant dengan mutasi paling umum
C797S pada ekson 20. Sehingga, tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kombinasi obat JBJ-04-125-02 dan osimertinib pada situs alosterik dan situs ATP
memiliki aktivitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan senyawa tunggalnya
secara molekular. Struktur senyawa JBJ-04-125-02 dan osimertinib dioptimasi
menggunakan perangkat lunak Gaussian09. Kemudian reseptor 7JXW dan 5ZWJ
dilakukan perbaikan protein dengan metode homology modelling menggunakan
aplikasi UCSF Chimera dan Modeller webservice Dipilih satu struktur
berdasarkan nilai zDOPE dan RMSD. Kemudian model yang terpilih diminimisasi
menggunakan perangkat lunak AMBER. Validasi dilakukan menggunakan
webserver MolProbity sebelum dan sesudah minimisasi. Model terbaik 7JXW dan
5ZWJ kemudian ditumpang tindihkan menggunakan aplikasi UCSF Chimera
untuk mengetahui situs ATP pada 5ZWJ. Kemudian struktur 7JXW dan 5ZWJ
yang telah tervalidasi dilakukan simulasi docking dengan menggunakan perangkat
lunak AutodockTools pada senyawa tunggal dan kombinasi (JBJ-04-125-02 dan
osimertinib). Simulasi dinamika molekular dilakukan selama 200 ns pada suhu
310°K. Metode homology modeling menghasilkan satu model dari lima model
struktur 5ZWJ dan 7JXW yang telah divalidasi. Penambatan molekuler pada
reseptor 5ZWJ menunjukkan nilai energi bebas pengikatan yang lebih negatif,
yaitu sebesar –13,94 kkal/mol, dibandikan dengan senyawa tunggal JBJ-04-125-
02 dan Osimertinib secara berturut-turut ialah –12,96 kkal/mol dan –6,73
kkal/mol. Hasil yang sama ditunjukkan pada reseptor 7JXW, dimana nilai
senyawa kombinasi memiliki nilai energi bebas pengikatan yang lebih negatif
pada senyawa kombinasi, yaitu sebesar –14,88 kkal/mol dibandingkan dengan
senyawa tunggal JBJ-04-125-02 dan osimertinib secara beruturut-turut sebesar –
13,90 kkal/mol dan –8,86 kkal/mol. Hasil simulasi dinamika selama 200 ns
menunjukkan nilai yang berbeda dari hasil penambatan molekuler, dimana pada
reseptor 5ZWJ terhadap senyawa tunggal JBJ-04-125-02 memiliki nilai rata-rata
energi bebas pengikatan yang lebih negatif, yaitu sebesar –52,58 kkal/mol
dibandingkan dengan nilai energi bebas pengikatan pada senyawa kombinasinya,
yaitu –52,58 kkal/mol. Hal yang sama terjadi pada reseptor 7JXW, dimana nilai
energi bebas pengikatan pada senyawa tunggal JBJ-04-125-02 memiliki energi
bebas pengikatan yang lebih negatif, yaitu sebesar –52,61 kkal/mol dibandingkan
dengan nilai energi bebas pengikatan pada senyawa kombinasinya, yaitu sebesar
–40,93 kkal/mol. Hal yang berbeda terjadi pada senyawa osimertinib. Dimana
pada kedua reseptor, senyawa kombinasi osimertinib menghasilkan nilai rata-rata
energi bebas ikatan yang lebih negatif, yaitu sebesar –31,17 kkal/mol pada
reseptor 5ZWJ dan –30,06 kkal/mol pada reseptor 7JJXW dibandingkan senyawa
tunggalnya, pada reseptor 5ZWJ sebesar –30,48 kkal/mol dan pada reseptor 7JXW
sebesar –29,69 kkal/mol. Dapat disimpulkan bahwa hanya senyawa kombinasi
osimertinib yang memiliki afinitas yang lebih baik dibandingkan senyawa
tunggalnya pada kedua reseptor 5ZWJ dan 7JXW.