digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Anastasia Cesaria Azra
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Galaksi berinteraksi dengan lingkungannya yang mencakup galaksi tetangga dan gas panas. Interaksi galaksi menyebabkan gas di piringan kehilangan momentum sudutnya sehingga jatuh ke bagian piringan galaksi yang lebih dalam. Gas yang terakumulasi dapat meningkatkan aktivitas nuklir dan pembentukan bintang. Bintang-bintang panas yang terbentuk tersebut memperkuat garis emisi H? pada spektrum galaksi. Selain garis H? juga muncul garis terlarang, yaitu garis yang dihasilkan oleh transisi elektron yang berada dalam keadaan metastabil, contohnya adalah [N II]. Garis emisi H? berdampingan dengan garis emisi [N II]. Penelitian interaksi antar galaksi pada Tugas Akhir ini meninjau lebar ekuivalen H?+[N II] dan SFR yang kemudian dikaitkan dengan jarak pisah projeksi (rp), beda kecepatan radial (?V ), dan beda magnitudo (?mr). Lebar ekuivalen (EW) H?+[N II] dan SFR diperoleh dari spektrum galaksi diperoleh dari SDSS DR17 dan diolah menggunakan Python. Pasangan galaksi dipilih berdasarkan kriteria jarak pisah proyeksi (rp) ? 50 kpc (Patton dkk, 2013) dan beda kecepatan radial (?V) ? 400 km/s (Donzelli dan Pastoriza, 1997) serta galaksi tersebut merupakan galaksi starburst. Galaksi starburst dan AGN diseleksi menggunakan diagram BPT. Dari diagram BPT diperoleh 1118 galaksi starburst dan 32 AGN. Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh 1118 galaksi (677 pasangan galaksi). Hasil penilitian menunjukkan bahwa beberapa relasi berkorelasi lemah: relasi EW dan rp berbanding terbalik dengan nilai korelasi Spearman (CSR = ?0,11), relasi EW dan ?V berbanding terbalik (CSR = ?0,087), relasi SFR dan rp berbanding terbalik (CSR = ?0,099), relasi SFR dan ?V berbanding lurus (CSR = 0,102). SFR dan ?mr berbanding terbalik (CSR = ?0,146). Pasangan galaksi dengan ?mr < 2 (major merger) memiliki nilai EW dan SFR yang lebih tinggi daripada galaksi dengan ?mr ? 2 (minor merger). Relasi antara lebar ekuivalen [N II] dan lebar ekuivalen H? untuk starburst sebesar CSR = 0,464 sedangkan relasi antara fluks [N II] dan fluks H? sebesar CSR = 0,818. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat relasi kuat antara fluks H? dengan fluks [N II]. Ini diduga karena fluks H? sebagai indikator SFR dan ketika SFR tinggi, maka garis terlarang dalam hal ini [N II] juga semakin besar.Untuk kasus AGN, nilai korelasi lebar ekuivalen [N II] terhadap lebar ekuii valen H? sebesar 0,925 sedangkan nilai korelasi fluks [N II] terhadap fluks H? sebesar 0,808. Terlihat lebar ekuivalen H? dan [N II] serta fluks H? dan fluks [N II] berkorelasi kuat. Hal tersebut karena AGN contohnya LINER walaupun memiliki luminositas yang rendah namun memiliki garis emisi yang kuat untuk ionisasi rendah seperti garis terlarang [O I] dan [N II].