2007 TA PP DICKY ACHMAD MUSLIMANSYAH 1-COVER.pdf
2007 TA PP DICKY ACHMAD MUSLIMANSYAH 1-BAB1.pdf
2007 TA PP DICKY ACHMAD MUSLIMANSYAH 1-BAB2.pdf
2007 TA PP DICKY ACHMAD MUSLIMANSYAH 1-BAB3.pdf
2007 TA PP DICKY ACHMAD MUSLIMANSYAH 1-BAB4.pdf
2007 TA PP DICKY ACHMAD MUSLIMANSYAH 1-BAB5.pdf
2007 TA PP DICKY ACHMAD MUSLIMANSYAH 1-PUSTAKA.pdf
Abstrak:
Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten tertinggal di Indonesia berdasarkan penetapan oleh Kementerian Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. Di dalam internal Wilayah Kabupaten Garut terdapat ketimpangan wilayah dimana perkembangan fisik wilayah bagian utara lebih maju dibandingkan bagian selatan. Faktor geografis wilayah bagian selatan merupakan faktor utama lainnya terhadap ketimpangan tersebut. Diperlukan adanya suatu konsep pembangunan wilayah (regional development) yang sesuai dengan potensi dan karakteristik daerah setempat sebagai upaya dalam mengurangi ketertinggalan tersebut.
Pengembangan kawasan agropolitan merupakan pendekatan yang tepat dalam upaya mempercepat pembangunan Wilayah Garut Selatan melalui peningkatan peran sektor pertanian sebagai penggerak ekonomi wilayah. Dalam kaitannya terhadap penerapan konsep tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komoditas unggulan dan tata ruang bagi pengembangan kawasan agropolitan di Wilayah Garut Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus di Wilayah Pengembangan (WP) II Kabupaten Garut dengan pertimbangan wilayah tersebut memiliki kelengkapan infrastruktur yang memadai dibandingkan wilayah lainnya di Garut selatan.
Sebagai dasar dalam memberikan usulan pengembangan kawasan agropolitan tersebut, maka dilakukan serangkaian analisis. Analisis pertama berupa identifikasi komoditas yang berpotensi sebagai unggulan ditinjau dari segi supply dan demand. Selanjutnya penentuan batasan kawasan agropolitan beserta spesialisasi komoditas unggulannya. Pada bagian akhir analisis dirumuskan struktur tata ruang pengembangan kawasan agropolitan di wilayah studi.
Dari hasil analisis, diperoleh komoditas yang berpotensi diarahkan untuk menjadi komoditas unggulan dalam kawasan agropolitan yaitu kacang tanah, kentang, pisang, teh, dan cengkeh. Kelima jenis komoditas unggulan tersebut akan digerakkan oleh kegiatan agribisnis pada dua kawasan agropolitan terpilih. Selanjutnya diberikan usulan pengembangan industri pada masing-masing kawasan agropolitan beserta sarana dan prasarana pendukungnya. Dalam upaya mewujudkan konsep agropolitan di Wilayah Garut Selatan ini juga perlu adanya dukungan dari pemerintah daerah setempat, terutama terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana penunjang serta kebijakan yang bersifat insentif di kawasan agropolitan.