ABSTRAK Abdulloh Budhi Salman Hasri.pdf
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER ABDULLOH BUDHI SALMAN HASRI
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 ABDULLOH BUDHI SALMAN HASRI
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 ABDULLOH BUDHI SALMAN HASRI
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 ABDULLOH BUDHI SALMAN HASRI
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 ABDULLOH BUDHI SALMAN HASRI
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 ABDULLOH BUDHI SALMAN HASRI
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA ABDULLOH BUDHI SALMAN HASRI
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Pada tahun 2060 atau lebih cepat pemerintah Indonesia ingin mencapai
net-zero dengan mengubah penggunaan energi berbahan bakar fossil
menjadi energi terbarukan, sehingga kami melakukan penelitian terkait
energi panas bumi pada daerah Wapsalit, Kabupaten Buru, Provinsi
Maluku, Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan analisis metode gaya
berat. Hasil yang kami dapatkan ialah peta anomali Bouger lengkap
dengan rentang anomali 40-61 mGal. Kemudian dilakukan analisis
spektral 1D untuk penentuan estimasi kedalaman regional dan diperoleh
nilai 2455.175 meter, dengan besar spasi 250m diperoleh lebar jendela
sebesar 15 yang digunakan untuk metode pemisahan moving average. Dua
metode pemisahan anomali yang dilakukan berupa moving average dan
polinomial orde dua. Hasil anomali residual moving average dipilih karena
sesuai dengan keadaan geologinya lalu dibuat lintasan pemodelan A-B
yang dibuat pemodelan kedepan dari lintasan tersebut. Didapat nilai
anomali dari model sudah relatif fit to curve