digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Yudith Pratama Ibrahim.pdf
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

Koreksi terrain merupakan salah satu tahapan yang cukup penting dalam pengolahan data gravitasi. Penelitian sebelumnya di Gunung Pandan menunjukkan bahwa koreksi terrain yang menggunakan data topografi mampu menghasilkan koreksi maksimal sebesar 14,74 mGal, sedangkan pada penelitian di Pulau Taiwan, pelibatan data batimetri mampu memberikan koreksi hingga 29,1 mGal. Untuk mengakomodir perhitungan koreksi terrain pada daerah penelitian di Indonesia, kami menggunakan data topografi DEMNAS dan data batimetri BATNAS sekaligus pada data gravitasi. Data topografi DEMNAS telah banyak digunakan oleh peneliti metode gravitasi untuk area penelitian darat secara umum, sedangkan penggunaan data batimetri BATNAS masih jarang, khususnya area penelitian darat yang berdekatan dengan laut. Pada penelitian ini kedua data tersebut dipergunakan dalam perhitungan koreksi terrain secara komputasional dengan menerapkan kombinasi dari metode sloped triangle pada zona near, flat-topped square prism pada zona intermediate, dan annular ring pada zona far. Penelitian ini dilakukan di daerah Banda Neira dan Pulau Kur karena di antara dua daerah tersebut terdapat Palung Weber yang memiliki undulasi yang lebih kompleks dibandingkan area darat sehingga cocok untuk memperlihatkan kontribusi data batimetri terhadap koreksi terrain total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan koreksi terrain yang melibatkan data batimetri berkontribusi signifikan terhadap nilai koreksi terrain total maksimal. Perbedaannya mencapai sekitar 81,5 mGal di daerah Banda Neira dan 69,8 mGal di daerah Pulau Kur. Meskipun demikian, dalam hal pola koreksi, kontribusi data batimetri saling berbanding terbalik dengan kontribusi data topografi apabila dikorelasikan dengan kondisi topografi. Pada daerah yang lebih jauh dari Palung Weber seperti Banda Neira, pelibatan data batimetri memperlihatkan pola koreksi terrain total yang mirip dengan hanya menggunakan data topografi. Namun pada kasus Pulau Kur yang lebih dekat dengan Palung Weber, pelibatan data batimetri lebih signifikan hingga mampu membalikkan pola koreksi terrain total yang hanya menggunakan data topografi. Hal ini membuat data batimetri layak digunakan dalam pengolahan data gravitasi beresolusi tinggi, khususnya pada area yang sekitarnya terdapat palung atau laut yang luas dan dalam.