ABSTRAK Yudith Pratama Ibrahim.pdf
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Yudith Pratama Ibrahim
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 Yudith Pratama Ibrahim
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 Yudith Pratama Ibrahim
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 Yudith Pratama Ibrahim
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 Yudith Pratama Ibrahim
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 Yudith Pratama Ibrahim
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Yudith Pratama Ibrahim
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Koreksi terrain merupakan salah satu tahapan yang cukup penting dalam
pengolahan data gravitasi. Penelitian sebelumnya di Gunung Pandan menunjukkan
bahwa koreksi terrain yang menggunakan data topografi mampu menghasilkan
koreksi maksimal sebesar 14,74 mGal, sedangkan pada penelitian di Pulau Taiwan,
pelibatan data batimetri mampu memberikan koreksi hingga 29,1 mGal. Untuk
mengakomodir perhitungan koreksi terrain pada daerah penelitian di Indonesia,
kami menggunakan data topografi DEMNAS dan data batimetri BATNAS
sekaligus pada data gravitasi. Data topografi DEMNAS telah banyak digunakan
oleh peneliti metode gravitasi untuk area penelitian darat secara umum, sedangkan
penggunaan data batimetri BATNAS masih jarang, khususnya area penelitian darat
yang berdekatan dengan laut. Pada penelitian ini kedua data tersebut dipergunakan
dalam perhitungan koreksi terrain secara komputasional dengan menerapkan
kombinasi dari metode sloped triangle pada zona near, flat-topped square prism
pada zona intermediate, dan annular ring pada zona far. Penelitian ini dilakukan di
daerah Banda Neira dan Pulau Kur karena di antara dua daerah tersebut terdapat
Palung Weber yang memiliki undulasi yang lebih kompleks dibandingkan area
darat sehingga cocok untuk memperlihatkan kontribusi data batimetri terhadap
koreksi terrain total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan koreksi
terrain yang melibatkan data batimetri berkontribusi signifikan terhadap nilai
koreksi terrain total maksimal. Perbedaannya mencapai sekitar 81,5 mGal di daerah
Banda Neira dan 69,8 mGal di daerah Pulau Kur. Meskipun demikian, dalam hal
pola koreksi, kontribusi data batimetri saling berbanding terbalik dengan kontribusi
data topografi apabila dikorelasikan dengan kondisi topografi. Pada daerah yang
lebih jauh dari Palung Weber seperti Banda Neira, pelibatan data batimetri
memperlihatkan pola koreksi terrain total yang mirip dengan hanya menggunakan
data topografi. Namun pada kasus Pulau Kur yang lebih dekat dengan Palung
Weber, pelibatan data batimetri lebih signifikan hingga mampu membalikkan pola
koreksi terrain total yang hanya menggunakan data topografi. Hal ini membuat data
batimetri layak digunakan dalam pengolahan data gravitasi beresolusi tinggi,
khususnya pada area yang sekitarnya terdapat palung atau laut yang luas dan dalam.