digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800



COVER Halimah Fahri
EMBARGO  2026-08-14 

BAB1 Halimah Fahri
EMBARGO  2026-08-14 

BAB2 Halimah Fahri
EMBARGO  2026-08-14 

BAB3 Halimah Fahri
EMBARGO  2026-08-14 

BAB4 Halimah Fahri
EMBARGO  2026-08-14 

BAB5 Halimah Fahri
EMBARGO  2026-08-14 

Obat anti-inflamasi non steroid (NSAID) merupakan kelompok sediaan obat yang cukup banyak ditemukan dalam air lingkungan sebagai pencemar lingkungan karena penggunaanya yang banyak untuk mengurangi peradangan. Ibuprofen (IBP) merupakan salah satu polutan yang banyak ditemukan di lingkungan perairan karena berasal dari limbah farmasi dan hasil metabolisme manusia yang mengonsumsi obat tersebut. Menurut data yang telah dilaporkan, jumlah ibuprofen yang ditemukan dalam lingkungan air dapat mencapai 0,003-1 µg/L. Keberadaan senyawa ini dapat menyebabkan kerusakan ekosistem air, genotoksisitas, dan toksisitas akuatik serta berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Untuk mengurangi polutan tersebut, dapat digunakan metode seperti filtrasi membran, fotodegradasi, koagulasi-flokulasi, biodegradasi, klorinasi, ozonasi, dan adsorpsi. Metode adsorpsi adalah metode yang paling banyak digunakan karena efektif, sederhana, relatif murah, dan meminimalisir limbah yang dihasilkan karena adsorben dapat digunakan secara berulang. Polimer bercetakan molekul (MIP) digunakan sebagai adsorben karena memiliki tingkat selektivitas yang tinggi, memiliki stabilitas yang tinggi dan dapat digunakan kembali. Namun MIP sulit dipisahkan dari larutan setelah adsorpsi. Secara metode konvensional, MIP dipisahkan dengan cara filtrasi dan sentrifugasi sehingga tidak efektif dan efisien karena membutuhkan waktu yang lebih lama. Oleh karena itu dilakukan modifikasi MIP dengan partikel magnetik berupa nanopartikel magnetit (Fe3O4) agar mudah dipisahkan dengan bantuan magnet eksternal dan menghasilkan bentuk yang seragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengadsorpsi IBP menggunakan MIP termodifikasi partikel magnetit (MMIP) yang disintesis dari ibuprofen (IBP) sebagai molekul cetakan, asam metakrilat (MAA) sebagai monomer, dan divinil benzena (DVB) sebagai pengikat silang dengan perbandingan mol 1:4:20 dalam pelarut porogen asetonitril menggunakan metode polimerisasi ruah. Nanopartikel Fe3O4 dan MMIP dikarakterisasi dengan XRD menunjukkan adanya kemiripan difraktogram MMIP dengan struktur kristal Fe3O4 yang menunjukkan bahwa modifikasi MMIP menggunakan nanopartikel Fe3O4 berhasil dilakukan. Berdasarkan hasil karakterisasi nanopartikel Fe3O4, MNIP, MMIP, MMIP setelah leaching, dan MMIP setelah adsorpsi menggunakan FTIR menunjukkan terdapat pita serapan vibrasi dari ikatan O-H pada bilangan gelombang 3443 cm-1, vibrasi C-H pada 2965 cm-1, vibrasi C=O pada 1712 cm-1, dan 1109 cm-1 vibrasi dari C-O dari komponen penyusun polimer serta vibrasi ikatan Fe-O pada 581 cm-1 yang mengindikasikan modifikasi MIP dan NIP dengan Fe3O4 berhasil dilakukan. Hasil karakterisasi SEM-EDS MNIP dan MMIP menunjukkan morfologi permukaan yang seragam berbentuk spheric dan seragam akibat dari modifikasi menggunakan nanopartikel Fe3O4. Karakterisasi TEM menunjukkan morfologi MMIP setelah leaching berbentuk spheric berukuran 423 nm dan hasil Potensial Zeta pada pH 3 bernilai 14,4 mV. Adsorpsi IBP mencapai kondisi optimum pada pH 3, waktu kontak 90 menit, dan massa adsorben 25 mg. Proses adsorpsi IBP mengikuti model kinetika adsorpsi orde dua semu dan model isoterm adsorpsi Sips dengan kapasitas adsorpsi maksimum sebesar 103,1850 mg/g. Studi termodinamika menunjukkan bahwa proses adsorpsi IBP menggunakan MMIP berlangsung secara spontan, bersifat eksotermik dan menunjukkan derajat ketidakteraturan sistem yang meningkat. Selektivitas adsorben MMIP dalam mengadsorpsi IBP terhadap naproksen (NPX) menunjukkan kemampuan selektivitas yang baik terhadap IBP. Adsorben MMIP juga dapat digunakan berulang kali hingga 3 siklus bahkan bisa lebih karena menghasilkan kinerja adsorpsi yang cukup stabil dengan menggunakan larutan pendesorpsi MeOH:ACN 1:1 (v/v). Selain itu, MMIP yang telah disintesis juga menghasilkan kapasitas adsorpsi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan penelitian sebelumnya.