COVER Hany Pratiwi
EMBARGO  2026-09-04 
EMBARGO  2026-09-04 
BAB1 Hany Pratiwi
EMBARGO  2026-09-04 
EMBARGO  2026-09-04 
BAB2 Hany Pratiwi
EMBARGO  2026-09-04 
EMBARGO  2026-09-04 
BAB3 Hany Pratiwi
EMBARGO  2026-09-04 
EMBARGO  2026-09-04 
BAB4 Hany Pratiwi
EMBARGO  2026-09-04 
EMBARGO  2026-09-04 
BAB5 Hany Pratiwi
EMBARGO  2026-09-04 
EMBARGO  2026-09-04 
Myrica merupakan salah satu genus tumbuhan dari empat genus dalam famili Myricaceae.
Genus ini tersebar hampir merata di seluruh dunia (kecuali di daerah Australia) dan merupakan
jenis tumbuhan acthinorhizal (mempunyai kemampuan bersimbiosis dengan genus Frankia
untuk mengikat nitrogen). Genus ini telah digunakan sebagai obat tradisional Ayuverda untuk
mengobati berbagai penyakit, seperti batuk, infeksi paru-paru, hingga diare. Salah satu spesies
genus Myrica yang tumbuh di Indonesia adalah Myrica javanica, yang mempunyai nama
daerah ‘wuru ketek’ di daerah Jawa dan ‘tétékéan’ di daerah Sunda. Pada penelitian
sebelumnya, telah diisolasi dan diidentifikasi tiga senyawa yang merupakan kelompok siklik
diarilheptanoid dari jaringan kulit batang dan ranting M. javanica yaitu mirikanol, mirikanon,
dan porson, serta satu triterpenoid yaitu tarakserol. Pengujian bioaktivitas sitotoksik senyawa
tersebut sudah dilakukan terhadap sel murin leukemia P-388, dan hasil pengujian
menunjukkan aktivitas rendah. Dua reaksi transformasi (prenilasi dan benzilasi) juga sudah
dilakukan terhadap senyawa mirikanol dari M. javanica. Namun, kajian fitokimia dan
bioaktivitas senyawa dari Myrica javanica masih terbatas, maka perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah melakukan isolasi metabolit
sekunder terhadap jaringan kulit batang M. javanica, melakukan reaksi transformasi metabolit
sekunder utama hasil isolasi, serta menguji bioaktivitas antibakteri baik ekstrak, senyawa hasil
isolasi, dan hasil transformasi sebagai antibakteri. Adapun tahapan isolasi serbuk kulit batang
M. javanica diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan aseton hingga didapatkan
ekstrak aseton. Ekstrak yang diperoleh kemudian difraksinasi dan dimurnikan dengan teknik
kromatografi cair vakum (KCV) dan kromatografi kolom gravitasi (KKG). Senyawa murni
yang berhasil diisolasi kemudian dikarakterisasi strukturnya berdasarkan data spektroskopi
NMR 1D (1H NMR dan 13C NMR). Tiga senyawa, yaitu mirikanol, mirikanon, dan
mirikananin C yang merupakan kelompok siklik diarylheptanoid telah berhasil diisolasi dan
ditentukan strukturnya. Mirikananin C untuk pertama kali diisolasi dari Myrica javanica,
namun telah dilaporkan dari spesies lain pada genus yang sama. Reaksi tranformasi senyawa
utama yaitu mirikanoldengan pereaksi 2-(2-kloroetoksi)etanol telah dilakukan dan berhasil
memperoleh satu senyawa produk yaitu mirikanol tersubstitusi pada gugus fenolik C-5
(rendemen 12,66%). Pengujian bioaktivitas antibakteri ekstrak aseton kulit batang Myrica
javanica menunjukkan adanya zona hambat, baik pada bakteri Pseudomonas aeruginosa, dan
Staphylococcus aureus. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ekstrak aseton memiliki aktivitas
antibakteri.