Revolusi industri 4.0 telah membawa perubahan signifikan pada sektor perbankan
di Indonesia dengan adanya digital banking yang merupakan layanan pembayaran
real-time yang tersedia dalam 24 jam. Salah satu infrastruktur untuk memenuhi
layanan pembayaran selama 24 jam tersebut adalah BI-FAST yang diluncurkan
oleh Bank Indonesia. Layanan digital banking harus memenuhi Service Level
Agreement (SLA) pemrosesan total waktu transaksi yang terdiri dari query
informasi dan query transaksi dari BI-FAST selama 25 detik. Saat ini,
Service-Oriented Architecture (SOA) digunakan pada infrastruktur BI-FAST.
Hingga saat ini, SOA masih dapat memenuhi SLA tersebut, namun terdapat satu
arsitektur bernama Event Driven Architecture (EDA) yang dapat menjadi
alternatif yang lebih baik untuk mengatasi masalah real-time dan memenuhi
kebutuhan akan waktu SLA karena sifat response time yang lebih cepat. Pada
penelitian ini, dirancang dan dihasilkan arsitektur bernama Event Driven
Architecture (EDA) yang dapat menjadi alternatif selain daripada SOA. Melalui
uji coba untuk kasus 25, 50, dan 75 transaksi per detik untuk batch transfer
sebesar 50, 75, dan 100, menghasilkan kesimpulan bahwa SOA memiliki kinerja
yang lebih baik daripada EDA dalam kasus query informasi dengan perbedaan
hasil sebanyak 18.4%. Sedangkan EDA memiliki kinerja yang lebih baik daripada
SOA untuk kasus query transaksi dengan hasil sebesar 111.7%. Pada kasus total
waktu transaksi, SOA memiliki kinerja yang lebih baik sebesar 15.4%
dibandingkan dengan EDA. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa SOA lebih baik
untuk menangani transfer dengan batch yang kecil, sedangkan EDA memiliki
kinerja yang lebih baik untuk batch transfer yang semakin besar.