digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aufa Risa Septaviari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Aufa Risa Septaviari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Aufa Risa Septaviari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Aufa Risa Septaviari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Aufa Risa Septaviari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Aufa Risa Septaviari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Aufa Risa Septaviari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Pengelolaan tailing sebagai bentuk rehabilitasi kegiatan penambangan dilakukan dengan adanya pembangunan tanggul. Dalam pembangunan tanggul tersebut diperlukan kegiatan survey dan pemetaan untuk memperoleh informasi mengenai posisi suatu objek di permukaan bumi. Kegiatan tersebut tentunya tidak terlepas dari penggunaan titik ikat sebagai titik acuan dalam melakukan pengukuran. Salah satu kegiatan survey yang dilakukan yaitu pemantauan deformasi yang berguna untuk melihat stabilitas struktur tanggul sebagai bentuk mitigasi bencana. Pada kegiatan penentuan posisi, teknologi GNSS (Global Navigation Satellite Systems) telah banyak digunakan karena dapat menghasilkan data dengan tingkat akurasi yang tinggi. Melalui pengukuran GNSS metode statik dan data sekunder berupa informasi Geotechnical Zone, analisa Fiber Optic, serta data pengukuran GNSS statik sebelumnya, maka dilakukan penelitian yang menghasilkan informasi terkait perbandingan penggunaan titik N6005 (JKHN) dan CORS CTIM sebagai titik ikat dengan selisih koordinat antara keduanya yaitu sebesar ±0.095 m pada koordinat X, ±0.0172 m pada koordinat Y, dan ±0.214 m pada koordinat Z. Selanjutnya, pada pemantauan deformasi area tanggul barat dengan menggunakan titik CORS CTIM sebagai titik ikat yang menghasilkan pergeseran horizontal yang signifikan sebesar 0.088 m di titik 90B pada periode 1, 0.043 m di titik 40B pada periode 2 dan 0.028 m di titik 40B pada periode 3. Sedangkan pergeseran vertikal yang signifikan terjadi sebesar 0.308 m di titik 50B pada periode 1, 0.184 m di titik 90B pada periode 2 dan 0.091 m di titik 40B pada periode 3.