digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Iwan Partogi Hasudungan Silaen
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Iwan Partogi Hasudungan Silaen
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Iwan Partogi Hasudungan Silaen
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Iwan Partogi Hasudungan Silaen
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Iwan Partogi Hasudungan Silaen
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Iwan Partogi Hasudungan Silaen
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 Iwan Partogi Hasudungan Silaen
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Iwan Partogi Hasudungan Silaen
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Air buangan pada industri hulu minyak dihasilkan oleh fasilitas permukaan yang mengolah fluida hasil pengeboran yang karaketristiknya diatur oleh Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2010, yang menyatakan bahwa temperatur air buangan hasil industri minyak perlu berada di rentang 40 - 45 derajat celsius. Untuk menjaga temperatur air terus berada pada rentang yang ditentukan, produksi air dari sumur biasanya akan dikurangi. Namun, pengurangan tidak dapat dilakukan dengan sembarangan karena dapat mempengaruhi produksi minyak. Oleh karena itu, diperlukan sebuah model yang mampu memprediksi temperatur air buangan berdasarkan produksi air yang dihasilkan oleh sumur. Pada tugas akhir ini dikembangkan model jaringan saraf tiruan autoregresif nonlinier berfitur eksogen yang mampu mengatasi permasalahan yang ada. Model ini dipilih karena dikenal andal dalam menangani masalah yang kompleks, nonlinier, dan terhubung secara temporal, seperti pada interaksi antar variabel di fasilitas permukaan. Data yang digunakan untuk pemodelan berasal dari PT Pertamina Hulu Rokan dan di dalamnya terdapat beberapa data yang hilang, sehingga dilakukan imputasi pada data dengan menggunakan 2 jenis metode imputasi, yaitu interpolasi linier dan hutan acak. Model untuk simulasi terdiri dari jaringan saraf tiruan biasa dan jaringan saraf tiruan autoregresif nonlinier berfitur eksogen. Masing - masing model melakukan prediksi menggunakan data yang terimputasi secara linier dan hutan acak, kemudian kinerjanya dibandingkan dengan metode peramalan naif dan data asli yang tidak terimputasi. Hasil simulasi menunjukkan bahwa jaringan saraf tiruan autoregresif nonlinier berfitur eksogen yang terimputasi secara hutan acak memiliki kinerja prediksi yang paling baik. Model ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh industri hulu minyak untuk menentukan ambang batas produksi air yang memenuhi regulasi pemerintah sekaligus menghasilkan kerugian seminimal mungkin.