COVER Anthony Bongso
EMBARGO  2026-07-03 
EMBARGO  2026-07-03 
BAB1 Anthony Bongso
EMBARGO  2026-07-03 
EMBARGO  2026-07-03 
BAB2 Anthony Bongso
EMBARGO  2026-07-03 
EMBARGO  2026-07-03 
BAB3 Anthony Bongso
EMBARGO  2026-07-03 
EMBARGO  2026-07-03 
BAB4 Anthony Bongso
EMBARGO  2026-07-03 
EMBARGO  2026-07-03 
BAB5 Anthony Bongso
EMBARGO  2026-07-03 
EMBARGO  2026-07-03 
Sakelar molekuler adalah molekul sintetik yang dapat dialihkan membentuk dua atau lebih keadaan sebagai respons terhadap rangsangan tertentu. Pengembangan sakelar molekuler, bersama dengan mesin molekuler buatan lainnya (AMMs), telah diproyeksikan menjadi pelopor dalam bidang nano?mesin. Secara umum, sintesis sakelar molekuler memerlukan tahapan reaksi yang panjang diikuti dengan beberapa tahap penanganan reaksi dan pemurnian. Kesalahan selama proses tersebut dapat menyebabkan pemborosan sumber daya dan waktu. Untungnya, Indonesia dikenal dengan keanekaragaman hayati tertinggi kedua di dunia, dengan sumber daya alam berlimpah. Dalam penelitian ini, sakelar molekuler generasi pertama dan kedua berbasis hayati dari Indonesia, secara khusus isolonkokarpin, telah disintesis melalui reaksi McMurry dan reaksi Barton?Kellog. Isolonkokarpin dipilih karena memiliki struktur yang relatif datar dan keberadaan pusat stereogenik sebagai penginduksi gerakan satu arah dari AMM. Isolonkokarpin telah diisolasi dan diidentifikasi dari kulit biji Tephrosia vogelii. Sakelar molekuler generasi pertama S1 telah berhasil disintesis dengan hasil 67% (E: Z = 2:1). Sakelar molekuler generasi kedua S2 juga berhasil disintesis dengan hasil 41% (E: Z = 2:1). Hasil studi fotoiradiasi menunjukkan bahwa senyawa S1 mengalami fotoisomerisasi dari (E)?S1 menjadi (Z)?S1 diikuti dengan fotosiklisasi. Sementara itu, senyawa S2 juga mengalami fotoisomerisasi dengan performa yang cukup baik (E: Z = 2:1 menjadi 1:1). Hasil ini membuka peluang bagi produk alami Indonesia untuk digunakan sebagai bahan bangunan dalam aplikasi yang lebih luas.