digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Siti Komariah
PUBLIC Latifa Noor

PUSTAKA Siti Komariah
PUBLIC Latifa Noor

COVER Siti Komariah
EMBARGO  2026-08-23 

BAB1 Siti Komariah
EMBARGO  2026-08-23 

BAB2 Siti Komariah
EMBARGO  2026-08-23 

BAB3 Siti Komariah
EMBARGO  2026-08-23 

BAB4 Siti Komariah
EMBARGO  2026-08-23 

BAB5 Siti Komariah
EMBARGO  2026-08-23 

Plastik merupakan material yang sulit terdegradasi dan termasuk dalam kategori B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya), sehingga kurang ramah lingkungan. Terdapat material alternatif dari plastik yaitu bioplastik yang lebih mudah terdegradasi dan dapat diproduksi oleh bakteri halofilik strain lokal. Namun, bioplastik masih jarang digunakan karena pertimbangan biaya produksi yang mahal terkait sumber karbon dan yield yang rendah. Salah satu jenis bioplastik yang banyak dimanfaatkan adalah turunan polyhydroxyalkanoate (PHA) yaitu polyhydroxybutyrate (PHB) dan upaya untuk meningkatkan produksi PHB dapat dilakukan melalui penggunaan kultur campuran bakteri. Bakteri halofilik strain lokal, Halomonas elongata BK-AG25 dan Salinivibrio sp. mampu memproduksi PHB dari POME karena kandungan POME dapat dikonversi oleh tiga enzim kunci yang terlibat dalam jalur biosintesis PHB pada bakteri. Oleh sebab itu, tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui efek sinergis pencampuran kedua bakteri terhadap peningkatan yield produksi PHB menggunakan palm oil mil effluent (POME) sebagai sumber karbon dan mengetahui sifat fisikokimia PHB yang diperoleh. Produk dikarakterisasi dengan FT-IR untuk analisis gugus fungsi, analisis sifat termal dengan TGA/DTG/DTA, dan validasi struktur produk dengan 1H-NMR. Hasil menunjukkan bahwa kultur campuran bakteri halofilik strain lokal ini memiliki efek sinergis dengan yield produk sebesar 200 ± 70,71 mg/L media, lebih tinggi dari yield pada kultur murninya. Hasil karakterisasi produk menggunakan FT-IR menunjukkan adanya puncak serapan yang bersesuaian dengan vibrasi gugus fungsi yang terdapat pada PHB. Karakterisasi produk menggunakan TGA/DTG/DTA menunjukkan temperatur dekomposisi pada 256°C, weight loss sebesar 2,14% per menit, dan ditemui puncak eksotermik pada temperatur 252°C. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan sifat fisikokimia antara produk pada kultur campuran dengan produk pada kultur murninya. Spektrum 1H-NMR produk menunjukkan kesesuaian produk dengan struktur bioplastik jenis polyhydroxybutyrate-valerate (PHBV) dibandingkan dengan PHB. Hal ini menunjukkan produksi bioplastik pada kultur campuran terkait mempengaruhi sifat fisikokimia bioplastik yang dihasilkan.