digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Keuangan Keperilakuan mengkaji pengaruh faktor kognitif dan emosional terhadap prsoes pengambilan keputusan investasi keuangan. Berlawanan dengan Keuangan Keperilakuan,Teori Keuangan Tradisional mempercayai bahwa para penanam modal bersifat serupa, rasional dan tidak dapat terpengaruh ketika membuat keputusan, sehingga mereka dapat memperbesar keuntungan yang diharapkan. Tetapi, tidak bisa dihindarkan kenyataan bahwa manusia berbeda satu sama lain serta faktor-faktor, seperti kondisi; emosi; lingkungan, memiliki dampak penting terhadap perilaku setiap orang. Perilaku yang terpengerahi inilah yang menyebabkan para penanam modal memgambil keputusan yang tidak rasional dan kurang optimal. Indonesia, negara dengan penduduk terbanyak keempat yaitu lebih dari 200 juta orang, adalah tempat tinggal lebih dari 300 suku bangsa dan juga memiliki lebih dari 700 bahasa daerah. Setiap suku mengadopsi bahasa, kepercayaan, dan kebiasaan mereka sendiri. Ini membuat Indonesia terkenal sebagai negara yang sangat kaya dan beragam kebudayaannya. Salah satu keunikan dari penduduk Indonesia adalah mereka memperkenalkan diri sesuai dengan suku ataupun tempat asal mereka dahulu daripada identitas kenegaraannya. Keunikan ini menunjukkan bahwa budaya (atau kesukuan) berpengaruh besar terhadap kehidupan sehari-hari penduduk Indonesia. Oleh karena itu, budaya pengaruh budaya Indonesia terhadap keputusan keuangan merupakan isu yang cukup menarik untuk diteliti. Studi ini bertujuan untuk menemukan pengaruh kelompok suku di Indonesia terhadap Presferensi Resiko dan delapan penyimpangan perilaku: Kepercayaan diri Berlebihan, Perilaku Membebek (Herd), Kebencian terhadap Penyesalan, Kekeliruan Penjudi, Perilaku Keterwakilan, Efek Jangkar, Disonansi Kognitif, dan Bias Memandang ke Masa Lampau. Hasil dari studi ini juga diharapkan dapat membantu penanam saham Indonesia menghindari kondisi-kondisi yang dihasilkan oleh penyimpangan perilaku dan juga dapat memaksimalkan keuntungan berdasarkan kelompok kesukuan. Sebuah survey dibuat dan disebarkan online kepada penanam modal saham di Indonesia dengan pertanyaan yang membahas penyimpangan dalam melakukan kegiatan investasi saham. 160 responden dari survey ini, mereka berasal dari suku Jawa, Batak, Sunda, Keturunan Cina (Tionghoa), Madura, Bugis, dan Lainnya. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa perbedaan budaya yang dilihat melalui latar belakang suku tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap proses pengambilan keputusan keungan para penanam saham Indonesia. Hanya suku Batak yang memiliki pengaruh negatif terhadap munculnya Bias memandang ke Masa Lampau.