digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri otomotif di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan dalam 5 tahun, terutama setelah pandemi COVID-19. Situasi ini juga terjadi di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Selain perusahaan brand mobil mengalami tantangan untuk mempertahankan angka penjualan mereka, perusahaan brand mobil juga mulai menerapkan strategi pemasaran tradisional dan digital secara bersamaan untuk mempromosikan produk mobil mereka. Selain itu, trend mobil SUV di Jawa Tengah dan Yogyakarta juga sedang naik dalam 2 tahun belakangan ini. Melihat kesempatan bagus ini, Honda memutuskan untuk meluncurkan mobil baru di segmen Small SUV, yaitu Honda WR-V. Mobil ini dipamerkan di acara GIIAS di Semarang setelah peluncuran resminya pada bulan November 2022. Authorized Main Dealer Honda Semarang Center (MD HSC) saat itu juga menjadi perwakilan Honda untuk area Jawa Tengah dan Yogyakarta. Setelah peluncuran Honda WRV, MD HSC mengatakan bahwa Honda WR-V memiliki fitur yang lebih unggul dibandingkan dengan kompetitor utamanya, Toyota Raize. Honda WR-V seharusnya dipromosikan secara rutin oleh MD HSC untuk membangun brand awareness dan minat beli masyarakat terhadap mobil baru ini serta menunjukkan bahwa Honda WR-V adalah pilihan terbaik untuk masyarakat. Tetapi, MD HSC lebih fokus dengan promosi unit lain dibandingkan dengan Honda WR-V. Tim marketing HSC hanya mengandalkan aktifitas exposure seperti mengunggah konten simpel di media sosialnya dan pameran dealer dimana Honda WR-V dipajang. Maka dari itu, penulis melakukan studi ini untuk memberikan usulan strategi pemasaran Honda WR-V untuk meningkatkan brand awareness dan minat beli konsumen di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Studi ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menerapkan penelitian etnografi. Metode kelompok diskusi tearah dilakukan untuk mengetahui brand awareness terhadap Honda WRV, minat beli konsumen, dan complex buying behavior konsumen dalam membeli mobil. Melalui kelompok diskusi terarah dengan 20 responden, penulis menemukan bahwa lebih dari setengah total responden yang mengikuti diskusi kelompok ini tidak tahu dan tidak pernah mendengar Honda WR-V sebelumnya. Para responden juga memberikan persepsi yang bermacam-macam mengenai Honda WR-V. Mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak berminat untuk membeli Honda WRV karena beberapa alasan. Melalui diskusi kelompok ini juga para responden memberikan pendapat mereka mengenai faktor – faktor yang menjadi pertimbangan mereka untuk membeli mobil. Dengan adanya penemuan ini, penulis memberikan beberapa usulan strategi yang bisa diterapkan oleh MD HSC. Usulan strategi ini didapatkan dari analisa internal dan external, lalu dirangkum dengan menggunakan analisa SWOT dan matriks TOWS. Tujuan dari studi ini adalah untuk meningkatkan brand awareness Honda WR-V dan minat beli konsumen terhadap mobil SSUV ini. Maka dari itu, usulan strategi yang didaptkan dari analisa sebelumnya dikembangkan oleh penulis menjadi sebuah usulan strategi bauran komunikasi pemasaran. Strategi bauran komunikasi pemasaran ini diharapkan bisa menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa Honda WR-V adalah pilihan terbaik di segmennya. Yang pada akhirnya bisa mempengaruhi minat beli konsumen. Strategi bauran komunikasi pemasaran pada studi ini menggunakan tiga alat promosi utama, yaitu iklan, pemasaran langsung dan digital, serta promosi penjualan