2023_TS_PP_Annisa Maharani (29121278)_1-Abstrak (1).pdf
PUBLIC Yose Ali Rahman Annisa Maharani (29121278)_CHAPTER 1 (1).pdf
PUBLIC Yose Ali Rahman Annisa Maharani (29121279)_CHAPTER 2 (1).pdf
PUBLIC Yose Ali Rahman Annisa Maharani (29121280)_CHAPTER 3 (1).pdf
PUBLIC Yose Ali Rahman Annisa Maharani (29121281)_CHAPTER 4 (1).pdf
PUBLIC Yose Ali Rahman Annisa Maharani (29121278)_CHAPTER 5 (1).pdf
PUBLIC Yose Ali Rahman
Industri otomotif di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan dalam 5
tahun, terutama setelah pandemi COVID-19. Situasi ini juga terjadi di Jawa
Tengah dan Yogyakarta. Selain perusahaan brand mobil mengalami tantangan
untuk mempertahankan angka penjualan mereka, perusahaan brand mobil juga
mulai menerapkan strategi pemasaran tradisional dan digital secara bersamaan
untuk mempromosikan produk mobil mereka. Selain itu, trend mobil SUV di Jawa
Tengah dan Yogyakarta juga sedang naik dalam 2 tahun belakangan ini. Melihat
kesempatan bagus ini, Honda memutuskan untuk meluncurkan mobil baru di
segmen Small SUV, yaitu Honda WR-V. Mobil ini dipamerkan di acara GIIAS di
Semarang setelah peluncuran resminya pada bulan November 2022. Authorized
Main Dealer Honda Semarang Center (MD HSC) saat itu juga menjadi perwakilan
Honda untuk area Jawa Tengah dan Yogyakarta. Setelah peluncuran Honda WRV,
MD HSC mengatakan bahwa Honda WR-V memiliki fitur yang lebih unggul
dibandingkan dengan kompetitor utamanya, Toyota Raize. Honda WR-V
seharusnya dipromosikan secara rutin oleh MD HSC untuk membangun brand
awareness dan minat beli masyarakat terhadap mobil baru ini serta menunjukkan
bahwa Honda WR-V adalah pilihan terbaik untuk masyarakat. Tetapi, MD HSC
lebih fokus dengan promosi unit lain dibandingkan dengan Honda WR-V. Tim
marketing HSC hanya mengandalkan aktifitas exposure seperti mengunggah
konten simpel di media sosialnya dan pameran dealer dimana Honda WR-V
dipajang. Maka dari itu, penulis melakukan studi ini untuk memberikan usulan
strategi pemasaran Honda WR-V untuk meningkatkan brand awareness dan minat
beli konsumen di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Studi ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif dengan menerapkan penelitian etnografi. Metode kelompok
diskusi tearah dilakukan untuk mengetahui brand awareness terhadap Honda WRV,
minat beli konsumen, dan complex buying behavior konsumen dalam membeli mobil.
Melalui kelompok diskusi terarah dengan 20 responden, penulis menemukan bahwa
lebih dari setengah total responden yang mengikuti diskusi kelompok ini
tidak tahu dan tidak pernah mendengar Honda WR-V sebelumnya. Para responden
juga memberikan persepsi yang bermacam-macam mengenai Honda WR-V.
Mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak berminat untuk membeli Honda WRV
karena beberapa alasan. Melalui diskusi kelompok ini juga para responden memberikan pendapat mereka mengenai faktor – faktor yang menjadi
pertimbangan mereka untuk membeli mobil. Dengan adanya penemuan ini, penulis
memberikan beberapa usulan strategi yang bisa diterapkan oleh MD HSC. Usulan
strategi ini didapatkan dari analisa internal dan external, lalu dirangkum dengan
menggunakan analisa SWOT dan matriks TOWS. Tujuan dari studi ini adalah
untuk meningkatkan brand awareness Honda WR-V dan minat beli konsumen
terhadap mobil SSUV ini. Maka dari itu, usulan strategi yang didaptkan dari
analisa sebelumnya dikembangkan oleh penulis menjadi sebuah usulan strategi
bauran komunikasi pemasaran. Strategi bauran komunikasi pemasaran ini
diharapkan bisa menyampaikan pesan kepada masyarakat bahwa Honda WR-V
adalah pilihan terbaik di segmennya. Yang pada akhirnya bisa mempengaruhi
minat beli konsumen. Strategi bauran komunikasi pemasaran pada studi ini
menggunakan tiga alat promosi utama, yaitu iklan, pemasaran langsung dan
digital, serta promosi penjualan