digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Farinda Cesarizka Rahmita
PUBLIC Irwan Sofiyan

Di era Industri 4.0, industri manufaktur dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan fleksibilitas dan efisiensi lantai produksi. Saat ini, Cyber-Physical System (CPS) mulai banyak dikembangkan sebagai bentuk implementasi Industri 4.0. CPS memanfaatkan Industrial Internet of Things (IIoT), Big Data Analytics, Cloud Computing dan teknologi tinggi lain untuk menciptakan elemen produksi cerdas (smart manufacturing). Industri manufaktur yang telah menerapkan otomatisasi cenderung lebih mudah untuk menghadapi tantangan Industri 4.0, namun tidak demikian dengan manufaktur yang memiliki keunikan padat karya. Implementasi Industri 4.0 pada manufaktur padat karya dapat diawali dengan melakukan digitalisasi dan integrasi data dalam sistem produksi. Dalam penelitian ini, diusulkan suatu kerangka kerja sistem terintegrasi pemantau kemajuan produksi untuk memudahkan penyediaan informasi kemajuan produksi pada industri manufaktur kereta api. Pengembangan kerangka kerja sistem terintegrasi memungkinkan pencatatan kemajuan produksi secara waktu nyata yang bersumber dari data durasi operasi dan ongkos pekerjaan produksi. Apabila diterapkan, kerangka kerja sistem terintegrasi pemantau kemajuan produksi diperkirakan memiliki dampak penghematan waktu perolehan data kemajuan produksi yang sebelumnya delapan hari menjadi kurang lebih 60 menit. Estimasi biaya investasi pengembangan sistem adalah sebesar Rp 880,1 Juta selama tiga tahun, lebih rendah Rp 305,5 Juta dibandingkan dengan kegiatan pencatatan manual yang berlangsung saat ini. Selain itu, penerapan sistem berpotensi meningkatkan akurasi data, menyediakan keterkaitan antar data, mempercepat pengambilan keputusan dan memperkecil risiko terjadinya keterlambatan penyelesaian produk sehingga mengurangi potensi kerugian akibat pembayaran denda kepada pelanggan.