digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Siti Wakhidatun Suciyati
PUBLIC yana mulyana

Aterosklerosis merupakan penyakit inflamasi pada arteri yang salah satunya disebabkan oleh perubahan metabolisme lemak. Aterosklerosis merupakan penyebab utama munculnya penyakit kardiovaskular, terutama penyakit iskemia jantung dan penyakit serebrovaskular. Terapi konvensional untuk penanganan aterosklerosis yang dapat menurunkan laju aterogenesis yang paling umum digunakan adalah terapi golongan statin. Namun, dalam jangka panjang efek samping dari obat golongan ini tidak dapat terelakkan, seperti rhabdomiolisis. Jahe merah dipilih menjadi kandidat utama untuk dikembangkan dalam penelitian ini karena memenuhi beberapa kriteria yaitu aman, mudah didapatkan, harganya terjangkau, dan secara turun-temurun telah digunakan oleh masyarakat dalam mengobati penyakit. Ekstrak etanol rimpang jahe merah telah terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan meningkatkan kadar HDL serta menurunkan pembentukan plak pada aorta hewan coba. Seduhan rimpang jahe merah pun terbukti menurunkan kadar LDL secara signifikan pada manusia. Tujuan penelitian ini adalah menentukan fraksi aktif dari rimpang jahe merah yang memiliki aktivitas antiaterosklerosis serta mengkaji mekanisme kerjanya. Telaah kandungan rimpang jahe merah dimulai dengan ekstraksi sinambung menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan adanya kandungan alkaloid dan steroid/triterpenoid pada simplisia dan ekstrak yang disari dari rimpang jahe merah. Senyawa terpenoid ini mudah menguap, memberikan aroma khas pada jahe merah. Senyawa flavonoid terdeteksi pada ekstrak etanol dan etil asetat dengan jahe merah memiliki kandungan total flavonoid dan fenolik paling tinggi dari varietas jahe lainnya. Hasil uji antioksidan menggunakan metode DPPH menunjukkan ekstrak etanol memiliki kapasitas penghambatan paling tinggi dibandingkan ekstrak etil asetat dan ekstrak n-heksana dengan IC50 berturut-turut adalah 11,57 ± 0,67 ?g/mL; 28,38 ± 4,76 ?g/mL; dan 20,20 ± 3,05 ?g/mL. Sedangkan hasil uji antioksidan menggunakan metode penangkapan radikal NO menunjukkan ekstrak n-heksana dari rimpang jahe merah memiliki aktivitas paling tinggi saat dibandingkan dengan ekstrak lainnya dengan IC50 berturut-turut untuk ekstrak etanol, ekstrak etil asetat, dan ekstrak n-heksana adalah 84,01 ± 2,81 ?g/mL; 262,99 ± 3,58 ?g/mL; dan 150,39 ± 7,32 ?g/mL. Uji viabilitas kardiomiosit terhadap ekstrak yang disari dari jahe merah menunjukkan adanya tren penurunan jumlah kardiomiosit hidup seiring dengan bertambahnya konsentrasi ekstrak yang diberikan pada kardiomiosit setelah diinkubasi bersama selama 24 jam. Penurunan paling tinggi hingga 20% teramati pada konsentrasi 10 ?g/mL ekstrak etanol, sedangkan pada konsentrasi yang lebih rendah ekstrak tidak memberikan perubahan viabilitas yang berarti. Kardiomiosit kemudian digunakan dalam uji penghambatan fosforilasi I?B-? menentukan adanya aktivitas antiinflamasi. Ekstrak n-heksana dan ekstrak etanol yang disari dari rimpang jahe merah menyebabkan penurunan fosforilasi I?B-? yang signifikan secara statistik (p<0,05), sedangkan ekstrak etil asetat tidak menunjukkan adanya perubahan. Jika dibandingkan dengan kontrol positif, ekstrak n-heksana dan etanol menurunkan fosforilasi I?B-? sebesar 78,9% dan 53,8%. Hasil ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan komparator BAY11-7082 yang memberikan penghambatan maksimal. Merujuk dari hasil uji di atas, ekstrak n-heksana memberikan hasil yang paling baik jika dibandingkan dengan ekstrak jahe merah lainnya sehingga ekstrak n-heksana dipilih sebagai kandidat utama agen antiaterosklerosis. Ekstrak n-heksana menunjukkan penghambatan fosforilasi I?B-? yang bersifat dependen terhadap dosis. Dihasilkan 12 fraksi dari ekstrak n-heksana rimpang jahe merah yang difraksinasi menggunakan metode kromatografi cair vakum dengan fasa diam silika gel 60H, dan fasa gerak n-heksana-etil asetat dengan gradien konsentrasi yang berbeda tingkat kepolaran. Fraksi dengan rata-rata bobot tertinggi adalah fraksi F3(8:2) dengan bobot 2,15 g. Profil KLT fraksi dari rimpang jahe merah menunjukkan adanya kandungan 6-gingerol pada fraksi F6 (5:5) dan fraksi F7 (4:6). Saat diuji viabilitas kardiomiosit terhadap fraksi dari ekstrak n-heksana rimpang jahe merah dan 6-gingerol, tren penurunan jumlah sel seiring dengan meningkatnya konsentrasi kembali teramati. Pada konsentrasi fraksi yang sama, fraksi F6 dan F7 memberikan penghambatan fosforilasi I?B-? yang paling baik dari seluruh fraksi yang didapat. Kedua fraksi kemudian ditentukan pengaruhnya terhadap penurunan ekspresi mRNA IL-1? dan IL-6. Penurunan ekspresi mRNA IL-1? dan IL-6 yang signifikan (p<0,05) ditunjukkan oleh fraksi F6 saat dibandingkan dengan kontrol positif, BAY11-7082, 6-gingerol, dan fraksi F7. Dari hasil pengujian aktivitas penghambatan lipoksigenase diketahui fraksi F6 memberikan aktivitas penghambatan lipoksigenase yang sama walaupun potensinya masih lebih rendah dari kuersetin dengan IC50 dari zileuton, kuersetin, 6-gingerol, ekstrak n-heksana, fraksi F6, dan fraksi F7 berturut-turut adalah 43,37 ± 3,27 ?g/mL; 20,96 ± 2,24 ?g/mL; 36,39 ± 2,32 ?g/mL; 69,97 ± 3,05 ?g/mL; 36,40 ± 0,76 ?g/mL; dan 52,27 ± 2,39 ?g/mL. Fraksi F6 menurunkan pelepasan sitokin TNF-? paling signifikan pada sel makrofag saat dibandingkan dengan pemberian ekstrak n-heksana atau fraksi F7 dengan penurunan kadar berturut-turut sebesar 0,79 ± 0,12 pg/mL; 2,28 ± 0,13 pg/mL, dan 3,41 ± 0,13 pg/mL. Fraksi F6 juga menurunkan pelepasan sitokin IL-1? paling signifikan pada sel makrofag saat dibandingkan dengan pemberian ekstrak n-heksana atau fraksi F7 dengan penurunan kadar berturut-turut sebesar 7,91 ± 0,001 pg/mL; 14,11 ± 0,007 pg/mL, dan 12,6 ± 0,004 pg/mL. Hasil yang mirip juga ditunjukkan pada uji penghambatan oksidasi lipid. Fraksi F6 memberikan inhibisi yang poten (IC50: 45,97 ± 5,14 ?g/mL) dibandingkan dengan ekstrak n-heksana maupun fraksi F7 (IC50: 72,34 ± 3,74 ?g/mL dan 66,74 ± 5,77 ?g/mL). Fraksi F6 juga menunjukkan konsentrasi inhibisi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan 6-gingerol (IC50: 59,40 ± 3,47 ?g/mL) walaupun masih inferior jika dibandingkan dengan pembandingnya yaitu asam askorbat (IC50:11,74 ± 2,08 ?g/mL). Penentuan kadar 6-gingerol menunjukkan fraksi F6 memiliki kandungan 6-gingerol yang tinggi (194,99 ± 1,43 mg/g ekstrak) saat dibandingkan dengan fraksi F7 (77,19 ± 1,87 mg/g ekstrak) maupun ekstrak n-heksana (129,77 ± 4,22 mg/g ekstrak). Berdasarkan hasil pengukuran GC-MS dari fraksi F6, efek antiaterosklerosis fraksi F6 lebih baik dibandingkan ekstrak n-heksana dan fraksi yang lain serta 6-gingerol diduga kuat karena efek sinergis dari senyawa zingeron, 6-paradol, 6-gingerol, 6-shogaol, dan 10-shogaol. Informasi yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah rimpang jahe merah memiliki potensi sebagai antiaterosklerosis dengan mekanisme kerja diantaranya sebagai antioksidan, menghambat fosforilasi I?B-? pada jalur transduksi sinyal NF-?B, inhibitor enzim lipoksigenase, menurunkan pelepasan sitokin proinflamasi, serta menghambat pembentukan oxLDL. Fraksi dari ekstrak n-heksana (F6) menjadi fraksi terpilih yang dapat dikembangkan untuk membantu terapi aterosklerosis karena memberikan aktivitas terbaik dalam uji farmakologi yang telah dilakukan.