ABSTRAK Muhammad Abyan Kemal Ardaffa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Muhammad Abyan Kemal Ardaffa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 Muhammad Abyan Kemal Ardaffa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 Muhammad Abyan Kemal Ardaffa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 Muhammad Abyan Kemal Ardaffa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 Muhammad Abyan Kemal Ardaffa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 Muhammad Abyan Kemal Ardaffa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Abyan Kemal Ardaffa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Seiring dengan terjadinya perubahan karakteristik kebutuhan manusia yang saat ini semakin beragam dan berbeda, mendorong setiap industri melakukan perubahan kegiatan produksi untuk tetap menjaga efisiensi produksi. Oleh karena itu, aktivitas produksi dituntut untuk menjadi fleksibel atau mampu merespon secara lebih cepat perubahan yang terjadi. Namun, saat ini tidak semua sistem produksi memiliki fleksibilitas yang baik. Salah satu sistem produksi yang memiliki fleksibilitas tinggi adalah sistem produksi job. Fleksiblitas pada industri job dapat dicapai dengan bantuan peralatan yang mampu memberikan respon terhadap variasi bentuk dan tingkat akurasi yang tinggi, salah satunya dapat dicapai menggunakan mesin perkakas.
Salah satu mesin perkakas yang memiliki keunggulan untuk menghasilkan produk dengan fleksibilitas bentuk, geometri, kepresisian, ketelitian, dan kemudahan operasi untuk menopang industri job adalah mesin bubut. Namun, saat ini mesin bubut yang digunakan pada sistem produksi job masih konvensional. Oleh karena itu, mesin bubut konvensional perlu diberikan kemampuan untuk semakin fleksibel dalam mengatasi perubahan dan mampu mengurutkan secara otomatis proses pemesinan dalam pembuatan produk manufaktur. Otomasi pengurutan proses pemesinan yang diterapkan pada mesin bubut konvensional salah satunya mampu dicapai dengan peningkatan kemampuan elemen informasi perencanaan proses produksi. Elemen tersebut akan menghubungkan tahap perencanaan awal dengan proses manufaktur, sehingga mampu secara cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan.
Konsep Sistem Produksi Terdistribusi Mandiri (SPTM) dikenalkan untuk memberikan kemampuan otonomi, distribusi, dan komunikasi pada elemen produksi yang terlibat. Selanjutnya, SPTM akan diaplikasikan untuk membantu industri job dalam menentukan urutan proses pemesinan berdasarkan fitur pemesinan pada mesin bubut konvensional. Pada penelitian ini, penerapan Konsep SPTM akan menghasilkan sistem yang mampu mengurutkan proses pemesinan bubut pada mesin bubut konvensional secara otomatis yang dikembangkan menggunakan pemodelan berorientasi objek dan divisualisasikan melalui aplikasi web.