digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sebagai suatu bentuk peradaban manusia, arsitektur masa kini bukan sekedar karya-karya yang mempertunjukkan keindahan semata seperti karya-karya seni yang lain. Dalam seni arsitektur, keindahan hanya sebagian esensi yang harus dipenuhi. Seiring dengan perkembangan jaman, porsi keindahan dalam seni arsitektur perlahan berkurang. Seiring dengan semakin sibuknya manusia, kemudian kriteria keberhasilan suatu arsitektur mulai bergeser menjadi sejauh mana karya arsitektur tersebut dapat memenuhi kebutuhan manusia yang beraktivitas di dalamnya. Secara mendasar, bentuk fisik dari arsitektur masa kini adalah manifestasi dari kebutuhan-kebutuhan manusia di dalamnya maupun di sekitarnya. Oleh karena itu, untuk merancang suatu karya arsitektur yang baik, mau tidak mau kita harus mempelajari tentang manusia itu sendiri.Pada laporan ini, karya arsitektur yang dirancang adalah sebuah fasilitas kepemudaan dengan titik berat perancangan pada respon terhadap segmentasi pengguna utamanya yaitu remaja, tanpa melupakan bahwa bangunan ini termasuk dalam tipologi bangunan publik. Adapun bangunan yang akan dirancang adalah Gelanggang Musik Remaja, yang terletak di kota Bandung, Jawa Barat.Dengan adanya dua faktor yang cenderung memiliki karakter yang saling bertentangan ini, yaitu remaja dan bangunan publik, perancang menerapkan konsep-konsep yang bertujuan untuk mengkompromikan kedua hal ini. Hakekat bangunan publik diterapkan dengan membuat sumbu utama serta sumbu diagonal yang merespon jalur-jalur pejalan kaki di sekitar lahan perancangan. Sirkulasi lantai dasarpun dirancang dengan pola rektangular yang berorientasi diagonal. Sementara karakter remaja diterapkan pada fasade bangunan serta sirkulasi dalam bangunan.Berbeda dengan gelanggang remaja pada umumnya, Gelanggang Remaja Musik Bandung ini dirancang untuk dapat merespon tren remaja yang ada kaitannya dengan musik. Tren-tren remaja seperti distro atau skateboarding ini sangat kental terlihat di Bandung. Hubungannya dengan musik pun sangat dekat. Setiap tren di Bandung memiliki genre musiknya masing-masing. Oleh karena itulah, fasilitas ini selain mewadahi musik juga dirancang untuk mewadahi tren tersebut.