BAB 1 TITO SATRIA JOEL MANURUNG.pdf
Terbatas Dwi Ary Fuziastuti
» ITB
Terbatas Dwi Ary Fuziastuti
» ITB
BAB 2 TITO SATRIA JOEL MANURUNG.pdf
Terbatas Dwi Ary Fuziastuti
» ITB
Terbatas Dwi Ary Fuziastuti
» ITB
BAB 3 TITO SATRIA JOEL MANURUNG.pdf
Terbatas Dwi Ary Fuziastuti
» ITB
Terbatas Dwi Ary Fuziastuti
» ITB
BAB 4 TITO SATRIA JOEL MANURUNG.pdf
Terbatas Dwi Ary Fuziastuti
» ITB
Terbatas Dwi Ary Fuziastuti
» ITB
BAB 5 TITO SATRIA JOEL MANURUNG.pdf
Terbatas Dwi Ary Fuziastuti
» ITB
Terbatas Dwi Ary Fuziastuti
» ITB
Bisnis asuransi adalah bisnis yang menangani perpindahan risiko dari pihak
tertanggung (pemegang polis) kepada pihak penanggung (perusahaan asuransi).
Sebagai kompensasi atas perpindahan risiko tersebut, pemegang polis wajib
membayarkan sejumlah uang kepada perusahaan asuransi yang disebut dengan
premi asuransi. Namun, besar premi yang harus dibayarkan oleh pemegang polis
biasanya sulit untuk ditentukan sebab frekuensi dan severitas dari risiko yang terjadi
atas pemegang polis belum diketahui secara pasti pada waktu pembayaran premi
dilakukan. Pada Tugas Akhir ini, digunakan dua metodologi untuk menentukan
besar premi asuransi yang harus dibayarkan oleh pemegang polis atas suatu produk
asuransi umum. Metodologi pertama adalah model regresi Generalized Linear
Model (GLM). Di dalam GLM, terdapat asumsi bahwa distribusi dari variabel
respons harus mengikuti suatu distribusi dalam kelas distribusi keluarga
eksponensial. Metodologi yang ke-2 adalah Gradient Boosting Machine (GBM)
yang tidak menggunakan asumsi distribusi peluang apapun atas variabel respons.
Dalam Tugas Akhir ini, digunakan suatu data asuransi kesehatan di Amerika
Serikat yang didapatkan dari Kaggle.com. Variabel premi di data, yang merupakan
variabel respons, mengikuti suatu distribusi Tweedie. Berdasarkan model peluang
tersebut, di dalam GLM digunakan link function logaritma natural. Di sisi lain, pada
metode GBM dipertimbangkan 4 hyperparameter: shrinkage, interaction.depth,
minobsinnode, dan n.trees. Nilai RMSE pada test set digunakan untuk
membandingkan kedua metodologi tersebut. Diperoleh bahwa nilai RMSE untuk
GBM lebih kecil dibandingkan RMSE yang dihasilkan GLM. Ini berarti bahwa,
berdasarkan data yang dianalisis, metode GBM lebih baik dalam memprediksi besar
premi asuransi dibandingkan prediksi besar premi asuransi yang dihasilkan GLM.
Namun perlu diperhatikan bahwa GLM adalah metodologi yang lebih interpretatif
dibandingkan metode GBM sehingga GL