Tingginya jumlah difabel netra (DN) di Indonesia memicu perhatian publik untuk
memberikan pelayanan yang maksimal atas hak-hak-nya sebagai sesama manusia.
Keterbatasan fisik sering kali menyulitkan para DN untuk melakukan aktifitas di
dalam maupun di luar ruangan, bahkan seringkali mengalami disorientasi arah yang
dapat membahayakan para DN. Di era modern ini, pemanfaatan teknologi deep
learning khususnya dalam hal image classification akan membantu DN mengatasi
permasalahan tersebut. Oleh karena itu, kami mengembangkan aplikasi LoVi yang
dapat membantu para DN khususnya low vision (LoVi) dalam beraktifitas sehari-
hari. Aplikasi LoVi mempunyai tiga mode, yaitu mode outdoor, mode indoor, dan
mode currency dengan core systems berupa model Sherpa (TrotoarNet, IndoorNet,
dan CurrencyNet). Berdasarkan pengujian diperoleh performa arsitektur final
model Sherpa yaitu akurasi pengujian mencapai 95,5% pada IndoorNet, 96,79%
pada TrotoarNet, dan 93,35% pada CurrencyNet, dengan FPS secara berurutan
mencapai 13 img/s, 40 img/s, dan 26 img/s, serta ukuran model final yang jauh lebih
kecil dibandingkan baseline model Sherpa, yaitu 81MB. Dengan demikian, model
Sherpa yang dibangun sudah memenuhi spesifikasi sistem yang ditentukan.