2007 TA PP TETES ANNISA LESTARI 1-COVER.pdf
2007 TA PP TETES ANNISA LESTARI 1-BAB1.pdf
2007 TA PP TETES ANNISA LESTARI 1-BAB2.pdf
2007 TA PP TETES ANNISA LESTARI 1-BAB3.pdf
2007 TA PP TETES ANNISA LESTARI 1-BAB4.pdf
2007 TA PP TETES ANNISA LESTARI 1-BAB5.pdf
2007 TA PP TETES ANNISA LESTARI 1-PUSTAKA.pdf
Abstrak :
Shibori merupakan teknik tie dye yang sangat tua, telah ditemukan ribuan tahun yang lalu di Jepang. Persebaran shibori membagi periodesasi persebaran asal-usul kebudayaan Jepang. Shibori adalah istilah di Jepang untuk berbagai cara untuk menghiasi bahan tekstil dengan cara membuat pola pada bahannya dan menutup bagian tertentu sebelum dicelup. Kata shibori berasal dari kata kerja shiboru, memeras, menekan. Meskipun shibori termasuk kedalam golongan khusus dalam teknik pencelupan tekstil, tetapi peluasan kata kerjanya lebih menekankan pada pekerjaan yang dilakukan pada bahan, proses untuk memanipulasi bahan. Biasanya teknik lain menghasilkan permukaan dua dimensi, shibori dapat menghasilkan bentuk tiga dimensi dengan cara dilipat, dikisutkan, dijahit, dijalin, atau ditarik dan dipelintir. Bentuk akhir bahan dengan menggunakan metode ini didapat dengan beberapa cara lain, yaitu dengan cara mengikat dan membuat simpul.
Shibori seperti juga celup ikat di Indonesia pun mempunyai keistimewaan, dapat menghasilkan unsur warna dan motif yang tidak terduga sekaligus menampilkan unsur-unsur tiga dimensi pada tekstur kainnya. Maka dari itu upaya pemaksimalan potensi teknik shibori dengan hasilnya yang cenderung tidak terduga tersebut harus dikembangkan, dipertahankan dan yang lebih utama direncanakan garis desain dan sejauh mana hasil tidak terduga itu harus diarahkan karena sebuah produk tekstil yang baik biasanya ditunjang oleh keserasian bentuk, warna, teknik dan pemilihan material yang digunakan yang kesemuanya itu memerlukan unsur perencanaan yang matang.
Uraian Tugas Akhir dan laporannya tentang Eksplorasi Teknik Shibori ini akan memberikan latar belakang dari teknik shibori dengan tujuan antara lain untuk mengenal sejarah dan kultur budaya dari masyarakat pembuatnya, proses yang terjadi dalam perkembangan shibori itu sendiri dan pengaruh-pengaruh yang datang dari luar budayanya sehingga memperkaya teknik tersebut. Proses akulturasi yang terjadi di dalam teknik, jenis kain, jenis motif dan bahkan fungsinya. Prose asimilasi inilah yang nantinya akan terlihat jelas membedakan antara teknik shibori dari Jepang dan celup ikat di Indonesia.