digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Persaingan di lingkungan bisnis menjadi semakin ketat dan kompleks karena globalisasi, kemajuan teknologi dan transisi ke ekonomi padat pengetahuan. Persaingan ini memaksa perusahaan untuk berinovasi dengan mengintegrasikan sumber daya eksternal dan internal. Saat ini, konsep inovasi mengalami transformasi masyarakat yang memperkenalkan inovasi lingkungan dan transformatif yang disebut eco-innovation. Konsep ini berpotensi untuk diadaptasi di Indonesia mengingat sektor manufaktur khususnya industri fashion menghasilkan limbah yang dapat mengancam kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, penelitian ini akan menguji apakah kapabilitas dinamis dan berbagai kombinasi hubungan kolaboratif dapat memiliki konsekuensi yang saling melengkapi untuk adopsi konsep eko-inovasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sumber eksternal dan internal terhadap adopsi eco-innovation dengan mempertimbangkan persepsi responden terhadap inovasi di industri fashion. Penelitian ini menggunakan pendekatan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) untuk menilai dan mengestimasi korelasi antar variabel. Analisis data menunjukkan bahwa faktor eksternal dan internal berkontribusi pada adopsi eco-inovasi oleh UMKM. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa tekanan koersif, tekanan mimetik dan kemampuan lingkungan berpengaruh positif terhadap penerimaan eco-innovations di perusahaan. Selain itu, dukungan dan regulasi pemerintah dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi praktik eko-inovasi, meskipun penerapan konsep eko-inovasi masih dalam pengenalan dan masih membutuhkan lebih banyak dukungan dan sumber daya. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan bagaimana UMKM di sektor fesyen dapat memperoleh keunggulan kompetitif dengan mengadopsi pendekatan yang berkelanjutan dan penelitian ini memberikan bukti bahwa penerapan dan penerapan praktik eko-inovasi memainkan peran penting dalam menciptakan reputasi perusahaan agar mampu bersaing di pasar. Survei ini terbatas pada pemilik usaha kecil dan menengah hanya sebagai informan kunci. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Indonesia yang memiliki usaha sedangkan sampel penelitian ini difokuskan secara eksklusif pada pemilik UMKM di industri fashion. Terlepas dari semua keterbatasan penelitian ini, perlu diketahui bahwa hasil bergantung pada faktor-faktor yang awalnya digunakan dalam penelitian ini dan mungkin memiliki pendorong eko-inovasi lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Oleh karena itu, sebagai saran untuk penelitian selanjutnya, topik ini dapat dieksplorasi dalam skala yang lebih besar dan dapat dicari untuk memasukkan database terkait lainnya. Kerangka penelitian ini dapat digunakan di sektor lain karena menargetkan UMKM yang beroperasi di pasar negara berkembang dengan kebutuhan global akan perlindungan lingkungan. Selanjutnya, penelitian lebih lanjut dapat menguji efek mediasi dari praktik manajemen hijau pada pola eko-inovasi dengan membandingkan aktivitas inovasi yang berpengaruh antara UMKM dan perusahaan besar.