Pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan melibatkan proses bisnis yang
saling terkait. Proses bisnis tersebut diimplementasikan ke dalam aplikasi berbasis
web dengan pengguna utamanya adalah pelaku usaha. Pelaku usaha harus
mendaftarkan diri pada aplikasi sentral sebagai prasyarat untuk melakukan
pendaftaran pada aplikasi perizinan. Integrasi aplikasi saat ini dilakukan dengan
berbagi data pelaku usaha yang telah valid dari aplikasi sentral ke aplikasi perizinan
melalui data service pada saluran point-to-point. Permasalahannya adalah pelaku
usaha harus melakukan pendaftaran untuk beberapa data yang sama pada aplikasi
berbeda. Selain itu proses validasi di antara aplikasi sentral dengan aplikasi
perizinan juga melibatkan langkah yang sama. Proses pendaftaran dan validasi
pelaku usaha dapat diintegrasikan untuk mengurangi langkah bagi pelaku usaha
maupun validator. Fungsi pendaftaran dan validasi di aplikasi sentral dapat
dijadikan service untuk digunakan di aplikasi perizinan sebagai client. Akan tetapi,
abstraction level pada aplikasi sentral tidak memungkinkan untuk reusability yang
lebih baik. Perlu adanya rancangan arsitektur yang dapat meningkatkan
penggunaan kembali komponen untuk dapat digunakan pada aplikasi lain sehingga
dapat meningkatkan efisiensi bagi pelaku usaha.
Perancangan arsitektur integrasi aplikasi dilakukan dengan menggunakan
pendekatan Service-oriented architecture (SOA) dan dikembangkan dengan
metode service-oriented computing architecture modeling method (SOCAM) yang
memberikan kemudahan dengan ketersediaan panduan bagi penggunanya. SOA
memungkinkan penggunaan kembali komponen perangkat lunak serta dapat saling
bertukar informasi (interoperable) melalui antarmuka service. Pada penelitian ini,
integrasi aplikasi dengan SOA dilakukan pada studi kasus proses permohonan
penerbitan kartu pelaku utama kelautan dan perikanan. Service yang dihasilkan
kemudian dimanfaatkan oleh proses bisnis lain untuk membuktikan prinsip SOA
yaitu loosely coupled, dan reusable.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan metode SOCAM, dapat menghasilkan
rancangan arsitektur integrasi aplikasi yang dapat meningkatkan reusability. Hasil
implementasi arsitektur tersebut menunjukkan coupling factor yang rendah,
cohesion factor yang tinggi, complexity factor yang rendah, dan reusability factor
yang tinggi. Rancangan arsitektur dapat meningkatkan efisiensi yang ditunjukkan
dengan berkurangnya jumlah langkah yang harus dilakukan pelaku usaha dalam
melakukan pendaftaran hingga 57 persen, dan berkurangnya jumlah langkah bagi
validator dalam melakukan validasi hingga 71 persen. Implementasi arsitektur
integrasi aplikasi menunjukkan hasil bahwa waktu eksekusi rata-rata pendaftaran
pelaku usaha berkurang hingga 51 persen, sedangkan waktu eksekusi rata-rata
validasi pelaku usaha berkurang hingga 71 persen.