digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Shafira Akhiria Hanani
PUBLIC Alice Diniarti

Perairan Teluk Balikpapan merupakan suatu kawasan strategis yang telah berkembang sangat pesat sebagai pusat pelabuhan dan kegiatan perekonomian. Aktivitas pengilangan minyak, serta lintas kapal yang padat menjadikan kawasan tersebut rentan terhadap terjadinya kecelakaan tumpahan minyak. Kecelakaan tumpahan minyak di Perairan Teluk Balikpapan pada terjadi pada tanggal 31 Maret 2018 yang diakibatkan oleh kerusakan pipa bawah laut, sehingga menyebabkan pencemaran air laut dan kerusakan ekosistem. Tumpahan minyak dapat dideteksi dengan menggunakan penginderaan jauh yaitu dengan melakukan pengolahan data citra satelit Synthetic Aperture Radar (SAR). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah melakukan identifikasi tumpahan minyak dengan adaptive thresholding pada citra sentinel 1-A dengan studi kasus tanggal 2 April 2018, 7 April 2018, dan 14 April 2018 di Teluk Balikpapan. Berdasarkan hasil pengolahan data citra sentinel 1-A , tumpahan minyak mengecil dari waktu ke waktu, yaitu seluas 124.225 km2 pada tanggal 2 April 2018, 11.373 km2 pada 7 April 2018, dan 1,88 km2 pada 14 April 2018. Nilai hamburan balik di area gelap yang dianggap tumpahan minyak berkisar antara -26 hingga -20 dB. Faktor oseanografis seperti angin, pasang surut, dan arus laut dapat mempengaruhi persebaran tumpahan minyak. Kecepatan rata-rata angin sebesar 4,7 m/s dua hari setelah kejadian tumpahan minyak menggerakkan tumpahan minyak dari sumbernya menuju ke mulut teluk. Ketidaksimetrian pasut yang bernilai positif di teluk mendorong tumpahan minyak dari sumber minyak dan hulu teluk keluar teluk dan bergerak menuju ke arah timur yaitu ke Selat Makassar.