Tanah ekpansif adalah salah satu penyebab permasalahan konstruksi di Indonesia.
Kemampuan kembang susut tanah yang tinggi disebabkan karena mineralogi dari
tanah tersebut. Pemeriksaan tanah ekspansif dilaksanakan dengan cara tes potensi
pengembangan yang dilaksanakan selama kurang lebih 4 hari. Oleh karenanya,
diperlukan studi lanjut mengenai pemeriksaan tanah ekspansif dan pula mengetahui
cara yang lebih cepat untuk mengidentifikasi tanah ekspansif dan material untuk
stabilisatornya. Limbah abu ampas tebu (AAT) merupakan limbah dari pembuatan
gula yang keberadaannya sangat melimpah di kawasan pabrik gula, dan
pemanfaatannya masih. Berdasarkan uji X-Ray Diffraction (XRD) didapatkan
kandungan SiO2 pada AAT sebesar 64%.
Penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen laboratoris. Subyek penelitian
adalah tanah yang diduga ekspansif dari beberapa daerah di Indonesia. Data diambil
dengan melaksanakan tes pada sampel tanah yang diduga ekspansif. Pengujian fisik
dilakukan melalui pengujian indeks propertis, dan pengujian potensi
pengembangan. Uji untuk menentukan mineralogi dilakukan dengan tes metilen
biru dan tes XRD. Pada eksperimen stabilisasi tanah diuji dengan tes kompaksi
dalam kondisi normal maupun terstabilisasi untuk mendapatkan nilai OMC, dan
memperoleh nilai ?drymax. Data hasil penelitian kemudian diolah dan dibandingkan
antara kondisi tanah normal maupun tanah terstabilisasi dengan variasi kadar
pencampuran dan waktu pemeraman.
Hasil penelitian ini mendeteksi sebagian besar mineral yang menyebabkan tanah
ekspansif adalah mineral muscovite, nontronite, dan montmorillonite. Penggunaan
stabilisator dapat mereduksi nilai swelling 70% dari nilai awal pada kadar
stabilisator 10% dengan waktu curing 21 hari. Verifikasi terhadap nilai metilen biru
terbukti dapat memprediksi potensial pengembangan tanah dengan R2 = 0.91.
Komposisi optimum yang disarankan untuk digunakan dengan stabilisator 10%
dengan waktu curing 21 hari dengan kontrol derajat saturasi sebesar 89%. Nilai kuat
geser tanah hasil pengujian tekan bebas dengan kadar stabilisator 10% pada 21 hari
mampu meningkatkan 6 kali lipat dari nilai awal.